Apakah HIV/AIDS Bisa Diatasi dengan Obat Tradisional?

Apakah HIV/AIDS Bisa Diatasi dengan Obat Tradisional?

JAKARTA – Indonesia terkenal dengan praktik pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Meski dengan kemajuan pengobatan modern, masih banyak masyarakat yang lebih memilih pengobatan tradisional untuk mengatasi permasalahan kesehatan sehari-hari.

Dalam banyak kasus, tidak hanya penyakit ringan tetapi juga penyakit serius atau kronis yang diobati dengan pengobatan tradisional. Salah satunya adalah HIV/AIDS.

Lalu apakah HIV/AIDS bisa diobati dengan pengobatan tradisional?

Guru Besar Hematologi-Onkologi, Ph.D. Zubairi Djoerban, Sp.PD menegaskan HIV/AIDS tidak bisa diobati dengan pengobatan tradisional. Salah satu obat yang wajib dikonsumsi oleh penderita HIV/AIDS adalah obat antiretroviral (ARV).

“Tanpa meminum ARV, setiap orang yang terinfeksi HIV cepat atau lambat akan menjadi tidak sehat dan meninggal,” kata Profesor Zubairi, dikutip dari akun

ARV merupakan pengobatan yang dianjurkan oleh dokter. Perawatan ini terdiri dari kombinasi obat antivirus melawan infeksi HIV. Pengobatan obat ARV direkomendasikan untuk semua orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA), tanpa memandang durasi infeksi atau status kesehatan.

“Ini berarti manfaat ARV sangat jelas – ARV dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup, namun juga memiliki efek samping yang dapat diobati dan diprediksi,” jelasnya.

Obat tradisional seperti beras khenkur, kunyit, cabai puyang, daun pepaya, dan jahe semuanya baik untuk menjaga kesehatan dan telah digunakan oleh nenek moyang kita selama ratusan tahun dan terbukti aman. Namun kedudukan pengobatan tradisional bukanlah mengobati dan membunuh virus HIV, melainkan memberikan pengobatan tambahan (dukungan). Artinya ARV harus diminum jangka panjang dan bisa ditambah obat tradisional seperti nasi kenker.

Buah-buahan dan sayur-sayuran juga harus dikonsumsi setiap hari untuk menjaga kesehatan. Buah-buahan bisa tomat, mangga, pisang, pepaya, jambu biji, buah merah. Semua sama-sama baik untuk kesehatan tubuh . “, jelas Profesor Zubairi.

“Demikian pula sayuran bisa berupa kacang panjang, bayam, kangkung, labu siam, wortel, daun singkong, dan lain-lain,” pungkas sang profesor. Zubair.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *