Arkeolog Pastikan Kalajengking Laut Raksasa Pernah Hidup di Bumi

Arkeolog Pastikan Kalajengking Laut Raksasa Pernah Hidup di Bumi

London: Ahli paleontologi telah membuat penemuan mengejutkan yang menunjukkan bahwa berang-berang laut raksasa pernah hidup di Bumi dalam bentuk manusia.

Para peneliti dari American Museum of Natural History, Australian Museum Research Institute, dan WB Clark Geoscience Centre di Australia menyajikan bukti baru keberadaan pterygoids eurypterid dari periode Silurian dan Devonian di New South Wales dalam makalah mereka yang diterbitkan di jurnal Gondwana Research. .

Kalajengking laut berukuran besar ini termasuk dalam kelompok artropoda yang disebut eurypterida. Mereka hidup sekitar 444 juta tahun yang lalu dan menghilang terutama karena perubahan lingkungan, karena tidak ada bukti keberadaan mereka sejak 393 juta tahun yang lalu.

Tim kini mencoba mengungkap detail keberadaan pterigoid di Australia.

Setelah mempelajari formasi batuan di New South Wales, mereka menemukan bukti bahwa makhluk purba tersebut pernah hidup di daerah tersebut.

Dua contoh baru pterigotid eurypterid juga telah ditemukan – satu dari periode Silurian dan yang lainnya dari periode Devonian. Secara spesifik, periode Silur berlangsung antara 419,2 hingga 358,9 juta tahun lalu, sedangkan periode Devonian berlangsung antara 443,8 hingga 419,2 juta tahun lalu.

Sebagian besar fosil yang ditemukan merupakan eksoskeleton, sedangkan salah satu fosilnya adalah Pterygotus. Jaekelopterus, spesies kalajengking laut terbesar, merupakan satu-satunya fosil yang tersisa.

Dahulu banyak ditemukan fosil di sekitar superbenua Gondwana. Penemuan terbaru ini hampir sama dengan penemuan sebelumnya di kawasan tersebut. Para peneliti mengatakan ini berarti kalajengking melintasi lautan yang idealnya berjarak ribuan kilometer.

Pasalnya kalajengking ini berukuran sangat besar sehingga dapat dengan mudah berperan dalam menyeberangi lautan. Namun, kebutuhan akan migrasi mungkin juga berperan dalam besarnya jumlah mereka. Kalajengking raksasa ini sudah tidak ada selama jutaan tahun.

Perubahan iklim dan ekosistem membunuh semuanya. Namun, tidak ada bukti ilmiah mengapa mereka menghilang. Para ilmuwan berharap dapat segera menemukan jawabannya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *