WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) sedang mendiskusikan kemungkinan menyerang fasilitas minyak Iran dengan Israel, kata Presiden Joe Biden.
Perdebatan ini muncul setelah Teheran menembakkan hampir 200 rudal balistik ke Israel tadi malam pada Selasa.
“Pertama, kami tidak akan mengizinkan Israel. Kami menasihati Israel. Tidak akan terjadi apa-apa hari ini. Kita akan membicarakannya nanti,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih tentang apakah Amerika Serikat akan mengizinkan Tel Aviv melakukan pembalasan terhadap Iran.
Ketika ditanya tentang usulan Israel untuk menyerang fasilitas minyak Iran, sumber pendapatan utama Teheran, Baidin mengatakan: “Kami sedang membicarakannya.”
“Saya kira akan sedikit,” ujarnya, Jumat (10/4/2024), dikutip AFP. Dia tidak meneruskan ide tersebut, dan tidak jelas apakah dia akan menyatakan keprihatinannya terhadap proposal tersebut.
Iran telah berjanji untuk mengintensifkan tanggapannya jika Israel membalas serangan hari Selasa, yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrullah, mantan pemimpin politik Hamas Ismail Hanih dan komandan Korps Garda Revolusi Islam Abbas Nilforoshan.
“Kami benar-benar menentang pertumpahan darah.” Kami selalu berkata: kami ingin kedamaian, kami ingin ketenangan. Kami tidak ingin pertumpahan darah terjadi di negara mana pun. Namun Israel mendorong kami untuk melakukan hal tersebut,” kata Presiden Iran Massoud Pezeshkian.
Serangan roket Selasa malam lalu menyebabkan kematian, kerusakan properti dan penutupan wilayah udara Israel, memaksa jutaan warga Israel mencari perlindungan.
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon sejak 23 September, menewaskan lebih dari 1.000 orang dan melukai lebih dari 2.950 orang.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Gaza menyusul serangan lintas batas yang dipimpin oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Komunitas internasional telah lama memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap Lebanon dapat mengubah konflik di Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.