JAKARTA – Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menegaskan akan terus berupaya menekan pendapatan minyak Rusia, Washington dan sekutunya mungkin akan kembali mempertimbangkan penurunan batas harga minyak Rusia.
“Ada beberapa kemungkinan di sini. Kami tidak mempertimbangkan sanksi, namun kami selalu mempertimbangkan pendapatan dari minyak, dan jika kami dapat menemukan cara untuk lebih melemahkan pendapatan minyak Rusia, saya pikir hal ini akan memperkuat opini Ukraina. Hal ini tetap ada dalam daftar kami. ,” ujarnya, seperti dilansir TASS, Minggu (15/12/2024).
Pada tanggal 5 Desember 2022, embargo Uni Eropa (UE) terhadap pengiriman minyak melalui laut dari Rusia mulai berlaku. Negara-negara G7, Uni Eropa dan Australia telah memberlakukan batasan harga minyak lepas pantai Rusia sebesar $60 per barel untuk kapal mereka dan wilayah terkait.
Upaya untuk membatasi pendapatan minyak Rusia terus berlanjut. Mulai 5 Februari 2023, pembatasan serupa akan berlaku untuk impor minyak dari Rusia, dengan harga maksimum USD 100 dan USD 45 per barel tergantung jenis produknya.
Secara terpisah, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan perekonomian negaranya tumbuh dan berkembang, meski terkena sanksi dan tekanan yang tidak biasa dari elite beberapa negara.
“Rusia tumbuh, ekonominya tumbuh, dan ini terjadi dengan latar belakang sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dunia, dalam konteks hambatan dan tekanan terbesar dari banyak negara,” kata Putin di acara federal. berpesta. Kongres Rusia”. XXII.
Tidak hanya pertumbuhan, lanjut Putin, periode tantangan ini juga membuka peluang baru yang dimanfaatkan Rusia. Putin menambahkan, semua tujuan Rusia dalam waktu dekat dan jangka panjang telah tercapai.
“Semua upaya yang telah kami lakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang pasti akan membuahkan hasil,” tegas pemimpin Rusia itu.