JAKARTA – Badan Pengelola Investasi Anagata Nusantara Power atau BP Danantara berbahagia perekonomian Tanah Air akan tumbuh jika aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan aset Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) diperbaiki.
Wakil Presiden BP Danantara Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang mengatakan, pihaknya akan menguasai dan mengoptimalkan seluruh aset BUMN dan aset lainnya di luar APBN. Seperti Special Purpose Vehicle (SMV) dari Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund.
Khususnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang masih untung sehingga jika dipadukan dengan produk BUMN dan non-APBN memberikan peluang pertumbuhan dalam negeri.
Kata Kaharuddin saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2024).
Setelah itu seluruh BUMN akan dialihkan ke BP Danantara. Perusahaan tersebut saat ini berada di bawah kendali Kementerian BUMN. Perusahaan pelat merah itu disebut-sebut masuk dalam pengelolaan aset beragunan BP Danantara itu.
Terkait pergantian pengurus BUMN, pemerintah masih menyelesaikan Kebijakan Pemerintah (PP) dan Kebijakan Presiden (Perpres). Rencananya, kedua kebijakan tersebut akan diumumkan setelah Presiden Indonesia Prabowo Subianto kembali dari kunjungan resminya ke berbagai negara.
Pada tahap awal, BP Danantara akan membawahi tujuh BUMN. Pada tahap ini, dana kelolaan diperkirakan mencapai $600 miliar atau setara Rp9.520 triliun (dirujuk kurs Rp15.880 per USD).
Perusahaan yang berada di bawah kendalinya antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Kemudian PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.