JAKARTA – Susu Kental Manis (SKM) kerap disalahartikan sebagai suplemen nutrisi. Sebagian masyarakat tidak percaya bahwa SKM adalah susu sapi murni, padahal bahan utamanya adalah gula.
Menurut peneliti Pusat Penelitian Gizi Manusia FKUI, Dr. Davrina Rianda, M.Gizi, Tingginya konsumsi SKM pada anak dapat meningkatkan risiko stunting dan penyakit kronis.
SKM yang tinggi gula mempengaruhi selera anak. Hal ini membuat mereka cenderung tidak menyukai makanan manis dan sayuran atau makanan bergizi lainnya.
“Hal ini dapat mempengaruhi minat dan preferensi anak. Jika anak sudah terbiasa makan atau minum minuman manis, ini menggantikan makanan bergizi. “Itu bisa menyebabkan stunting,” kata Dr. Davrina pada konferensi pers baru-baru ini tentang keluhan masyarakat dan produsen tentang penyalahgunaan dan promosi susu kental manis.
“SKM bisa membuat anak ketagihan makanan manis dan tidak suka sayur,” imbuhnya.
Empat sendok teh SKM, dijelaskan dr Davrina memiliki setara gula 19 gram. Pemberian SKM pada anak mirip dengan pemberian air dengan kandungan gula yang tinggi dan dapat mempengaruhi kesukaan selera anak.
Selain risiko stunting, konsumsi SKM dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Seperti halnya diabetes, perawatan harus dilakukan di masa depan.
“SKM tinggi gula dan kalorinya. Ini disimpan dalam bentuk lemak sehingga anak bisa menjadi gemuk,” jelasnya.
“Tubuh diprogram untuk kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang lama. Akibatnya metabolisme terganggu dan anak dengan pertumbuhan terhambat berisiko terkena penyakit kencing manis, kencing manis, dan penyakit tidak menular lainnya,” ujarnya.