JAKARTA – Terkait kritik Amerika Serikat (AS) terhadap industri nikel Indonesia, media asing South China Morning Post (SCMP) Hong Kong mengeluarkan pernyataan yang mengecam budaya Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di pabrik-pabrik penghasil nikel di Indonesia setelahnya. Para pejabat AS menuduh mereka melakukan kerja paksa.
Bahlil membantah tuduhan adanya kerja paksa di industri nikel Indonesia. Menurutnya, tudingan tersebut merupakan kampanye gelap yang bertujuan mencoreng citra negara.
“Waktu saya jadi Menteri Investasi, tidak ada kerja paksa, saya turun ke tempat itu setiap bulan, ini kampanye gelap, ini geopolitik,” tegasnya di peringatan 79 tahun industri pertambangan. di Hotel Kempinski Jakarta pada Kamis (10 September 2024).
Bahlil meyakini banyak negara yang merasa lebih besar dari Indonesia, padahal kenyataannya tidak sebesar itu. Dia menambahkan: “Semua orang di luar negeri berpikir mereka lebih baik, maaf, mereka tidak lebih baik dari kami.”
“Kedepannya Indonesia akan menjadi negara dengan pendapatan per kapita yang baik, PDB yang tinggi, dan peringkat 10 negara terbaik dalam PDB,” kata Bahlil.
Untuk informasi lebih lanjut, lihat laporan Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat mengenai keadaan pekerja anak dan kerja paksa di seluruh dunia, yang dirilis pada tanggal 5 September 2024, yang mendakwa kerja paksa. Industri nikel Indonesia juga terlibat, kata laporan itu. Dari praktik kerja paksa.