Seminar Internasional Sains dan Teknologi (ISST) ke-4 dilaksanakan pada Kamis (17/10/2024) oleh Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka (UT) Tangerang Selatan. Tahun ini ISST mengambil tema “Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”.
ISST merupakan agenda rutin tahunan FST yang berfungsi sebagai wadah diseminasi produk akademik kepada civitas akademika. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah visi global tentang perdamaian dunia, kemajuan dan pembangunan untuk masa depan. Penyelenggaraan seminar ini menunjukkan bahwa FST berkontribusi terhadap pencapaian SDGs melalui berbagai penemuan dan inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca Juga: Terbaik Pendidikan Jarak Jauh, UT AAOU Dapat Pengakuan Internasional
Seminar ini sangat istimewa karena merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan 40 tahun Universitas Terbuka. Dalam lokakarya tersebut, ISST juga merilis dua buku yang menampilkan karya dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka. Buku pertama berjudul “Makanan Alternatif dari Berbagai Produk Lokal di Indonesia”.
Buku ini didedikasikan agar masyarakat lebih mengenal berbagai komoditas di Indonesia yang dapat dijadikan sumber pangan alternatif. Dengan lebih mengenalkan produk lokal sebagai sumber pangan, kami berharap dapat meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, yang juga akan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
Baca Juga: 10 Besar Kampus Dengan Jumlah Lulusan Terdaftar CPNS Terbanyak, Universitas Ini Juaranya
Buku tersebut berisi 10 judul artikel yang menjelaskan potensi pangan lokal mulai dari umbi-umbian, buah-buahan, biji-bijian, dan serangga. Buku kedua berjudul “Strategi Agribisnis” yang mencakup pengembangan agribisnis, konsep agribisnis, pengembangan agribisnis, strategi pengembangan agribisnis, inovasi agribisnis, masa depan agribisnis dan cara mempersiapkan diri menjadi wirausaha.
Seminar ini dihadiri oleh pembicara dari berbagai institusi akademik kelas dunia yang hadir langsung di UTCC, seperti George Zhu dari H3C China dan Pismia Silvey, Program Studi Statistika, Fakultas Sains dan Teknologi UT.
Selain itu, Paul Burton dari Griffith University di Australia, kemudian Dr. Dari Yuri Buchman, Morgridge Research Institute, AS. Seminar hybrid ini diikuti oleh sekitar 117 pembicara, 45 di antaranya offline.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UT Subakti Nurmavati mengatakan, seminar internasional ini merupakan seminar internasional keempat yang diselenggarakan UT.
“Tentunya kami berharap kegiatan ini menjadi wadah bagi para akademisi, praktisi, dan mahasiswa untuk berbagi hasil penelitiannya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (17/10/2024).
Workshop ini juga diwarnai dengan lomba poster yang menampilkan karya mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Menurut Nurmavati, keberhasilan PKM dan penelitian UT menunjukkan bahwa inovasi berjalan baik di lingkungan pendidikan.
Wakil Rektor Bidang Akademik Mohammad Yunus menambahkan, program seperti ini diadakan setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran para dosen dan melakukan penelitian berkualitas yang dapat memperkuat kehadiran ilmu pengetahuan di Indonesia. Fakultas Sains dan Teknologi berharap dapat memberikan kontribusi baru yang signifikan di bidangnya.
Direktur Riset, Teknologi, dan Pelayanan Publik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Faiz Suaib mengatakan kemajuan pendidikan tinggi bergantung pada perkembangan teknologi dan penelitian. Ia menekankan pentingnya kuantitas dan kualitas dalam meningkatkan reputasi akademik. Menurutnya, untuk mendapatkan pengakuan global, perguruan tinggi harus mampu menyajikan hasil penelitian yang berkualitas kepada masyarakat.
Melalui teknologi, UT bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan pendidikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang sulit menciptakan infrastruktur pendidikan serupa.
“Teknologi dengan pengalaman UT harus menyelesaikan permasalahan pendidikan. Oleh karena itu kami di UT melakukan penelitian di bidang tersebut untuk melihat seperti apa teknologi pembelajaran di masa depan,” pungkas Faiz.
Seminar ini tidak hanya membahas tentang inovasi, namun juga sebagai sarana mempererat kerja sama antar institusi akademik untuk menghadapi tantangan global di era digital.