Jakarta – Bank PT Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berhasil meraih Gold Status Award dalam Assessing Asian Sustainability Report (ASRRAT) 2024. Bertempat di Raffles Hotel Jakarta, penghargaan bergengsi ini diserahkan secara langsung oleh CEO Bank Jatim Busrul Iman.
Acara ASRRAT diselenggarakan oleh National Center for Corporate Reporting (NCCR) bekerja sama dengan Institute of Certified Sustainable Practitioners (ICSP). Acara yang dihadiri oleh 70 perusahaan dan organisasi bertemakan Sustainability and Accountability for Sustainable Business ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam mendukung keberlanjutan.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan penghargaan tersebut merupakan hasil langkah dan komitmen Bank Jatim dalam menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan. “Kami berharap Medali Emas ini dapat memotivasi kami untuk terus mencapai tujuan kami,” ujarnya.
Menurut Busrul, status emas yang diraih Bank Jatim juga menjadi bukti bahwa perseroan selalu menjadikan praktik bisnis berkelanjutan sebagai acuan dalam mengarahkan strategi ekspansi perseroan. Dalam menjalankan bisnisnya, Bank Jatim selalu menjaga keseimbangan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Berkat penerapan prinsip-prinsip ESG, operasional perusahaan dapat terus berjalan dengan stabil dan selalu membuahkan hasil yang positif, ujarnya.
Pada kuartal III 2024, kekayaan bersih Bank Jatim mencapai Rp 106,63 triliun. Selain itu, pinjaman yang berhasil disalurkan pada triwulan III tahun 2024 mencapai Rp 62,19 triliun atau meningkat 20,13% (YoY).
Selain itu, kegunaan umum penggunaan layanan JConnect juga meningkat secara signifikan. Hingga kuartal ketiga tahun 2024, JConnect Mobile memiliki 756.587 pengguna. Jumlah itu naik 27,35 persen (YoY). Sedangkan transaksi minor tercatat sebesar Rp5,63 triliun, naik 53,23 persen (YoY).
Ketua Dewan Pemantau NCCR Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan dalam pernyataan online bahwa Laporan Keberlanjutan Global (OECD) 2024 menunjukkan bahwa laporan keberlanjutan dapat mengurangi risiko dan meningkatkan kepercayaan konsumen. “Lingkungan berkelanjutan saat ini memerlukan usaha yang serius dengan aktivitas dan tujuan,” ujarnya.
Presiden NCCR Darwin juga memaparkan perubahan signifikan dalam implementasi Laporan Keberlanjutan. Sejak awal, pelaporan keberlanjutan telah menjadi praktik umum di dunia bisnis oleh segelintir perusahaan.
Tren informasi berkelanjutan kini mendapatkan momentumnya. Di Indonesia, pelaporan keberlanjutan merupakan hal yang wajib, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih transparan dan akuntabel terhadap dampak sosial dan lingkungan yang mereka timbulkan.
“Penerapan standar internasional seperti ISSB (Dewan Standar Keberlanjutan Internasional) juga memperkuat tren ini, membuka jalan bagi masa depan perusahaan yang berkelanjutan,” ujarnya.