Jakarta – Pembangunan Papua menjadi salah satu fokus pemerintah selama 10 tahun terakhir melalui berbagai rencana pembangunan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi ketimpangan regional di Indonesia.
Melalui Rencana Percepatan Pembangunan Papua (RIPPP) yang direduksi menjadi rencana aksi bernama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), pemerintah berupaya menciptakan pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat, khususnya di Papua.
Bapak Tri Dewi Virgiyanti, Asisten Pembangunan Daerah Kementerian PPM/Bappenas, menekankan pentingnya Kerjasama dan pengembangan berbagai program negara agar seluruh masyarakat berhak mengembangkan Na.
Sejak ditetapkannya RPJMN pada tahun 2014, pemerintah fokus pada pembangunan dari pinggiran, dengan fokus pada wilayah timur Indonesia, termasuk Papua.
“Kami melihat adanya ketimpangan antara Timur dan Barat. Setiap orang berhak atas pembangunan yang setara dan adil,” ujarnya pada Forum Merdeka Barat (FMB9) bertajuk ’10 Tahun Pembangunan di Papua Pendekatan Indonesia’, Senin. . (14/10).
Sinkronisasi RIPPP dengan RPJMN mengarah pada penguatan infrastruktur, pelayanan sosial, dan dukungan ekonomi lokal yang dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Pembangunan Papua melalui RIPPP dan RPJMN dirancang sebagai langkah strategis baik jangka menengah maupun jangka panjang. Dengan RIPPP yang berjangka waktu 20 tahun, pemerintah menetapkan visi pembangunan yang komprehensif dalam rencana aksi 5 tahun.
Pada tahun 2025 hingga 2029, RPJMN disusun oleh Bappenas untuk menjamin keberlanjutan pembangunan Papua pada pemerintahan berikutnya, dengan tetap menekankan pada pembangunan infrastruktur, industrialisasi, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
“Capaian 10 tahun terakhir di Papua sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Saat ini kami sedang mempersiapkan pemerintahan baru pasca RPJMN RIPPP untuk 5 tahun ke depan. Kami ingin memastikan bahwa segala sesuatu yang tertuang dalam RIPPP dilaksanakan melalui proses yang transparan dan partisipatif. mekanismenya bisa dilaksanakan,” jelasnya.
Lebih lanjut, dengan mengedepankan metode partisipatif, termasuk konsultasi dengan masyarakat adat, pemerintah berharap pembangunan Papua tidak hanya berlangsung cepat, tetapi juga berkelanjutan dan langsung memenuhi kebutuhan masyarakat.
Upaya ini bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat lokal melalui lapangan kerja yang dapat berdampak pada pengurangan pengangguran dan kemiskinan di Papua.
Beliau menegaskan bahwa: “Kami telah menetapkan target investasi yang besar untuk pengembangan sub-wilayah dan perekonomian lokal, di dalamnya terdapat produksi dan industri pangan”.
Virgiyanti juga menyatakan, dengan transformasi ekonomi yang direncanakan, pemerintah bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran secara signifikan.
Mengurangi angka pengangguran dari 4,1% menjadi 7% diharapkan menjadi langkah arah yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. “Pada masa pemerintahan Presiden Jokowi, kita telah melihat penurunan kemiskinan yang signifikan dan kami ingin melanjutkan tren positif ini.”
Dengan langkah strategis tersebut, pemerintah optimistis pembangunan Papua akan terus berlanjut dengan adanya kerja sama antar pihak dan kesatuan antara master plan dan action plan. Melalui kerja sama dan kolaborasi, kita berharap Papua menjadi wilayah yang tidak hanya sehat dan tidak hanya cerdas, tetapi juga efektif dalam berbagai bidang kehidupan.
“Kami yakin pada pemerintahan selanjutnya, pembangunan Papua akan berlandaskan prinsip-prinsip yang tertuang dalam RIPP dan RPJMN,” tutupnya.