JAKARTA – Puluhan orang tua penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) menggerebek kantor Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di Jalan Gardu, Srengseng Sawa, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2024). Mereka mempertanyakan kejelasan Beasiswa Indonesia Maju yang programnya ditangguhkan.
Pada bulan November, Kepala Puspresnas mengeluarkan surat untuk menghentikan program BIM 4. Hal ini membuat kaget orang tua siswa.
Baca Juga: Hasil Seleksi Beasiswa BPI Indonesia Maju Diumumkan, Cek Akunmu
“Program yang sangat penting adalah konseling perguruan tinggi, yang merupakan panduan untuk membantu siswa mendaftar di universitas asing, dan kemudian membantu mereka menulis esai untuk mendaftar di universitas asing untuk mendapatkan surat, seperti surat, atau pendampingan.” Penerimaan,” kata Ishandavi, ketua forum komunikasi, orang tua penerima BIM 4, kepada wartawan.
Lalu yang kedua, penggantian biaya pendaftaran perguruan tinggi asing sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, lanjutnya.
Sementara itu, Ishandavi menjelaskan, pemerintah awalnya meluncurkan program beasiswa ini pada Januari 2023. Kemudian, seluruh mahasiswa di Indonesia diuji atau diseleksi untuk diterima menjadi calon mahasiswa di Universitas Luar Negeri Kelompok 4.
Baca Juga: Keberlanjutan Beasiswa Indonesia Maju
“Mereka diseleksi seketat mungkin dari ribuan orang yang mendaftar program Maju 4 Indonesia. Mereka diseleksi berdasarkan prestasinya, di bidang olah raga, kemudian di bidang penelitian, kemudian di bidang akademik. mereka “dipilih oleh pemerintah untuk sekolah atau kuliah di luar negeri. Saya sangat senang bisa bermimpi bisa dibiayai,” katanya.
Setelah proses seleksi selesai, mahasiswa yang terdaftar pada program BIM 4 dipersiapkan oleh negara, seperti pendidikan di luar negeri, seperti kemampuan bahasa Inggris yang memenuhi standar universitas. Namun di tengah jalan, program beasiswa ini dihentikan.
“Bahkan masih dibekali, dibekali untuk kursus bahasa Inggris sampai level tertentu yang menjadi kriteria di perguruan tinggi di luar negeri. Nilai tertingginya 6 sampai 6,5. Lalu SAT, Scholastic Attitude Test, 1200-1400,- he dikatakan.
“Nah, mereka dikasih kursus untuk sampai ke level itu, dan ada yang mengikuti tes dan hasilnya bagus. Tapi tiba-tiba setelah tes tidak ada kontrol. Jadi itu yang membuat mereka khawatir dan mereka ingin jelas tentang hal itu. pelaksanaan program tersebut,” lanjutnya.
Ishandavi mengaku sebelumnya sudah menemui Kepala Puspresnas untuk mempertanyakan tindak lanjut program beasiswa ini. Menurut dia, alasan dihentikannya program ini karena beberapa perguruan tinggi luar negeri menutup pendaftaran pada Oktober-November.
Namun menurutnya, baru beberapa universitas di luar negeri yang menutup pendaftarannya.
“Meski ada beberapa perguruan tinggi, mungkin 10-15 persen semuanya tutup. Tapi sisanya 80-85 persen buka sampai Januari. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi orang tua untuk berhenti,” lanjutnya.
Pihaknya pun melayangkan serangkaian petisi ke Puspresnas dalam aksi siang tadi. Pengajuan tersebut akan dilanjutkan dengan pertemuan antara Direktur Puspresnas dengan orang tua penerima BIM 4 pada Jumat (22/11/2024).
“Iya, mereka (orang tua siswa) sudah mengajukan permohonan kelanjutan program Bim 4 yang saat ini sedang dipertimbangkan, sudah kami terima dan kedepannya akan ada pertemuan lagi. anak-anak, kata sekretaris. Puspresnas, Nancy Rahmavati kepada wartawan.