JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor susu sapi Indonesia mencapai 257.300 ton pada Januari hingga Oktober 2024. Jumlah tersebut meningkat 7,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Volume impor susu periode Januari hingga Oktober 2024 sebanyak 257.300 ton, meningkat 7,07% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 240.300 ton, kata Plt Kepala BPS Amalia Edininger Vidyasanti dalam keterangannya, Jumat (15/12) lalu. /10/2019). 11). ).
Selain kenaikan secara tahunan, Amalia juga menyampaikan impor susu akan mengalami peningkatan setiap bulannya pada Oktober 2024. Dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 20.201 ton, impor bulan ini mengalami peningkatan sebesar 24.862 ton atau 23,07%.
Menurut Amalia, impor susu terbesar dari Selandia Baru sebanyak 126.840 ton atau 49,30% dari total impor susu tahun 2024. Kemudian Amerika Serikat (AS) sebanyak 126.840 ton atau 49,30% disusul Australia sebanyak 38.190 ton atau 14,84%. Importir utama susu Indonesia adalah Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Australia, ujarnya.
Amalia menambahkan, susu impor Indonesia bukanlah susu segar melainkan dalam bentuk bubuk atau krim. Untuk HS 04021041, 159.840 ton atau 62,12% impor susu Indonesia selama Januari-Oktober 2024.
Kemudian, HS 04022120 menyumbang 58.140 ton atau 22,59% dari impor susu selama Januari-Oktober 2024 dan HS 04029900 menyumbang 17.680 ribu ton dan menyumbang 2,87%. HS 04021091 sebanyak 14.030 ton atau 5,45% dan HS 04015010 sebanyak 3.360 ribu ton atau 1,31%.
Susu yang diimpor ke Indonesia sebagian besar merupakan susu krim dan susu bubuk, bukan susu segar,” jelasnya.