Jakarta -PT Bank Negara Indonesia TBK (BBNI) memiliki kerangka kerja pembuangan limbah yang komprehensif, baik di lingkungan internal dan bisnis organisasi. Ketika datang ke lingkungan bisnis, BNI memiliki inisiatif kreatif melalui kartu Amex Vibe.
Amex Vibe Card adalah fasilitas kartu kredit yang ditujukan untuk kaum muda yang kartunya dibuat dengan bantuan bahan daur ulang. Untuk menargetkan kaum muda, kartu ini tentu dapat mendukung gaya hidup dan kegiatan sehari -hari.
Apa yang dilakukan BNI dianggap positif. Analis andalan Lotus Sharlita Malik, BNI, memiliki kerangka kerja ESG dan strategi lengkap dengan mengintegrasikan aspek pendanaan melalui obligasi hijau.
Dia mengatakan bahwa bagi investor yang semakin menyadari masalah lingkungan, BNI telah membuat investor lebih tertarik. “Kesadaran juga diamati dengan banyak dana berbasis ESG2. Pada tahun 2024, Indonesia memiliki 62 reksa dana berbasis ESG,” ia menghubungi Kamis (11/14).
Selain itu, ia melanjutkan dengan lima indeks ESG yang mencakup 73 penerbit yang terdaftar di pasar modal. Tahun ini ada juga empat penerbitan panjang (EBUS) dengan nilai Rs 4,82 triliun. Oleh karena itu, dengan menghubungkan aspek lingkungan dan bisnis dengan adanya parameter yang jelas untuk sukses, itu pasti akan lebih menarik di mata investor.
Jadi, apa pendapat investor di negara ini yang dimiliki oleh negara? Dia mengatakan efek yang disebabkan tidak langsung, tetapi mereka memiliki efek jangka panjang.
“Ini jangka panjang ketika persepsi investor tentang tantangan lingkungan yang semakin tinggi menjadi jelas menarik,” katanya.
BNI benar -benar berkomitmen untuk memperkuat lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG). Ini dibuktikan dengan penerbitan obligasi hijau. Setidaknya 13% dari dana yang diterima dari penerbitan obligasi hijau dialokasikan untuk pengelolaan energi dan limbah di sektor konversi limbah.
Berdasarkan laporan BNI Green Bond 2024, dikatakan bahwa alokasi dana ikatan hijau dalam kategori limbah adalah energi termasuk daur ulang. Proyek -proyek ini dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan berkelanjutan dalam bentuk penggunaan berkelanjutan dan pengelolaan alam, bahan kimia yang bertanggung jawab dan pengelolaan limbah, dan tujuan pembangunan berkelanjutan (CU) 12 dan ketika rumah kaca mengurangi limbah, emisi gas sesuai dengan SDG.
Di bawah ini adalah proyek limbah dalam pengelolaan energi dan limbah. Proyek pengelolaan limbah plastik didaur ulang menjadi produk plastik. Tetap menjadi aluminium yang tersisa. Itu harus didaur ulang dengan campuran aluminium SG. Proyek pembuangan limbah kertas didaur ulang dari kertas coklat. Proyek yang menangani limbah abu logam harus didaur ulang dengan bahan baku sekunder dalam bentuk seng oksida.
Limbah Taman dan/atau Proyek Pengelolaan Limbah Organik Ditdaur ulang dengan pupuk organik
Dampak proyek termasuk mengurangi emisi menjadi 879 766 TCO2EQ per tahun. Lebih dari 1,6 juta ton limbah kemudian berhasil didaur ulang. Pada saat itu, 815 penduduk setempat (pekerjaan) terlibat, dan hingga 255 karyawan dilatih dalam proyek tersebut.
BNI juga menerapkan budaya Kantor Hijau. Ini juga dilakukan untuk mengelola limbah di kantor BNI. Aplikasi ini mencakup, antara lain, sertifikasi hijau Dewan Konstruksi Hijau Indonesia (GBCI) dengan BNI Tower Gold Certificate dan Plaza BNI Platinum Certificate.
Sistem manajemen air limbah dari dua bangunan HQ (BNI & Plaza BNI Menara) sesuai dengan 40% dari total konsumsi air per tahun. Pasang panel surya di volume produksi darurat Plaza BNI dan terima sistem manajemen kertas bebas kertas (E-Offices)