WASHINGTON – Pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang akan segera berakhir masa jabatannya telah mencabut larangan awal terhadap kontraktor pertahanan Ukraina yang dikerahkan untuk memperbaiki senjata buatan AS.
Reuters melaporkan keputusan tersebut pada Jumat (8/11/2024), mengutip pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya.
Perubahan kebijakan AS di masa lalu ini menjamin masa jabatan kedua Donald Trump di Gedung Putih, yang skeptis terhadap pemberian dana dan bantuan militer kepada Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.
Meskipun tidak jelas apakah Trump akan melanjutkan rencana sebelumnya, dia berjanji tidak akan membahayakan nyawa orang Amerika dan akan segera mengakhiri konflik ketika dia kembali menjabat.
Kehadiran AS di lapangan diperkirakan “kecil” dan “jauh” dari garis depan, dan diperkirakan tidak akan terlibat dalam pertempuran apa pun, tulis Reuters pada hari Jumat, mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Ketika Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya bersiap menghadapi Kiev dengan senjata buatan Amerika, seperti jet tempur F-16 dan sistem pertahanan udara Patriot, sanksi tersebut memperlambat reformasi dan menjadi semakin menantang.
Peralatan tersebut rusak parah dan tidak dapat diperbaiki oleh ahli dari Kiev.
Menurut pejabat lain, perubahan kebijakan ini membawa Pentagon lebih dekat dengan Departemen Luar Negeri AS dan USAID, yang sudah memiliki kontraktor di Ukraina.
“Kontraktor-kontraktor ini akan membantu angkatan bersenjata Ukraina dengan cepat memperbaiki dan memelihara peralatan yang dipasok AS, segera setelah mereka kembali ke garis depan,” lapor CNN pada Jumat, mengutip seorang pejabat pertahanan.
“Memelihara baterai F-16 dan khususnya baterai Patriot memerlukan keahlian teknis khusus,” kata sumber itu.
Mengizinkan kontraktor AS bekerja di Ukraina akan memberikan alternatif yang lebih cepat dibandingkan metode pengiriman senjata yang ada saat ini ke negara-negara NATO seperti Polandia dan Rumania untuk diperbaiki, kata CNN.
Sedangkan risiko terbunuh akibat serangan Rusia akan ditanggung oleh perusahaan yang dipesan Pentagon.
“Setiap kontraktor, organisasi, atau perusahaan AS akan bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan karyawannya dan akan diminta untuk menawarkan rencana mitigasi risiko sebagai bagian dari penawaran tersebut,” kata seorang pejabat pertahanan seperti dikutip CNN.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengatakan Moskow menyadari “keterlibatan langsung pasukan NATO dalam konflik ini”.
Dia menunjukkan bahwa beberapa sistem teknologi tinggi yang ditawarkan AS dan sekutunya kepada Kiev, seperti rudal ATACMS dan Storm Shadow, memerlukan keterlibatan komandan Barat agar dapat beroperasi.
Kementerian Pertahanan Rusia secara teratur melaporkan serangan udara terhadap fasilitas perbaikan di Ukraina.
Menurut laporan terbaru hari Jumat, minggu ini saja, militer Rusia telah melakukan 38 serangan terhadap fasilitas kompleks industri militer Ukraina, serta industri dan infrastruktur militer yang mendukungnya.