JAKARTA – Menteri Koperasi Budi Arieh Setiadi membenarkan seruan Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya kepada para Menteri Kabinet Merah Putih. Imbauan ini dipicu Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto yang menggunakan kop surat Kementerian untuk acara pribadi.
Budi Arieh mengatakan, seruan tersebut mengajak para menteri untuk bersatu dan menjaga kepercayaan masyarakat. “Ya, kita harus waspada bersama. Kepercayaan masyarakat yang besar ini harus kita jaga bersama-sama,” kata Budi Arieh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, seperti dikutip Kamis (24/10/2024).
Budi menjelaskan, imbauan tersebut diterima seluruh menteri di Kabinet Merah Putih. “Semua seruan kepada seluruh menteri di kabinet Merah Putih,” kata Budi.
“WhatsApp. Di grup WhatsApp,” imbuhnya.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini mengatakan seruan tersebut bukan semacam teguran kepada Menteri Desa Yandri Susanto. Ia menegaskan, imbauan tersebut untuk mengingatkan para menteri agar lebih berhati-hati.
“Enggak (peringatan). Ya semua diingatkan hati-hati dalam mengambil langkah, apalagi yang menyangkut kepentingan pribadi dan keluarga, jangan mengekspos diri sendiri… Jangan manfaatkan kementerian ini untuk kepentingan pribadi dan keluarga,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Yandri Susanto mengaku menggunakan alat tulis dan stempel Kementerian untuk undangan Haul ibunya serta Hari Santri dan Tasyakuran. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun memberikan penjelasannya.
“Iya sebenarnya saya sudah lama punya WA (WhatsApp, Red) karena mahasiswa nasional sudah lama mengenal WA biasa. Lalu ibu lotere pun mengetahui tanggalnya 20 Oktober. Saat ibu saya meninggal, hari pelajar juga tanggal 20 Oktober 2022,” kata Yandri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2024).
Namun, Yandri mengatakan, dalam pembahasan dengan Sekjen Kementerian Perdesaan perlu dibuat surat. Yandry mengaku menurutinya dan mengaku sudah tidak punya kendali lagi karena sibuk mempersiapkan diri usai pembukaan.
“Tetapi saat itu ada pembahasan di internal Sekjen agar ada surat. Ya karena saya sibuk dan banyak persiapan setelah pelantikan, mungkin saya kurang kontrol saja,” kata Yandry.
Yandry menegaskan, ia tak menerima satu persen pun uang hasil jerih payah ibunya. Acara tersebut, kata dia, dibiayai sendiri.
“Tapi intinya sejak kejadian itu, tidak ada satu sen pun uang Kementerian Desa yang saya keluarkan karena Allah, demi Rasulullah. Jadi ini murni urusan administrasi dan Insya Allah kita akan lebih banyak lagi. hati-hati di kemudian hari dan tidak mengulanginya lagi,” tegasnya.
Yandri mengatakan, viralnya surat penarikan tersebut terkait dengan pilkada. Meski istrinya mencalonkan diri di Pilkada Kabupaten Serang, Yandri memastikan acara yang digelar tidak ada kaitannya dengan hal tersebut.