Cedera Horor Regis Prograis usai Dikalahkan Jack Catterall: Pergelangan Kaki Sampai Bergeser

Cedera Horor Regis Prograis usai Dikalahkan Jack Catterall: Pergelangan Kaki Sampai Bergeser

Regis Prograis mengalami cedera saat bertarung dengan Jack Catterall di Co-op Live Arena, Manchester pada Sabtu (26/10) malam. Pada ronde ke-11, Prograis mengalami patah pergelangan kaki setelah terjatuh ke matras setelah percobaan tangan kanannya gagal. Situasi tersebut dijelaskan oleh promotor Eddie Hearn yang juga mengatakan bahwa cedera tersebut berdampak besar pada performa Prograis.

Pada laga yang berakhir dengan keputusan untuk Catterall, Prograis (29-3, 24 KO) sepertinya akan berjuang keras meski hanya berharap satu leg di ronde ke-11 109, dan 116-109 untuk Catterall. Prograis bahkan harus terjatuh dua kali di ronde ke-9 karena jab kiri Catterall, sedangkan Catterall sendiri terjatuh di ronde ke-5 karena jab Prograis yang membuatnya terjatuh.

Pertandingan ini mengungkap kelemahan gaya bertarung Prograis. Meski telah berkarir selama 12 tahun dan menyandang dua gelar juara dunia, Prograis masih belum mengetahui skill penting seperti kebrutalan, menyerang tubuh lawan dan menjaga ring tetap bagus. Kemampuannya dalam memotong jurus lawan juga luar biasa, yang bisa menjadi kunci kemenangan jika ia mampu melakukannya.

Hearn mengatakan bahwa jika petarung seperti William Zepeda – yang memiliki kemampuan superior di area di mana Prograis tidak memiliki keterampilan – bertemu Catterall, hasilnya bisa berbeda. Zepeda dikenal dengan tinggi badannya yang konstan, serangan fisik yang kuat, dan kemampuannya mengunci pergerakan lawan di atas ring. Jika Prograis punya kualitas yang sama, laga ini bisa berakhir dengan kemenangan bagi tim.

Usai pertarungan, Prograis mengungkapkan penyesalan dan kekecewaannya dalam wawancara dengan DAZN Boxing. “Mungkin 12 pertandingan terlalu lama bagi saya saat ini,” ujarnya. “Saya mulai lelah pada akhirnya. Lutut dan pergelangan kaki saya cedera. Mungkin sekaranglah waktunya memberi jalan bagi petinju muda.”

Menurut Hearn, pertarungan berlangsung hati-hati di awal ketika kedua petinju yang sama-sama tertinggal dan berada di peringkat lima besar dunia itu menunggu waktu satu lawan satu. Namun pertandingan di ronde kelima menjadi titik balik yang mengubah arah pertarungan dan Catterall mulai bermain lebih agresif untuk memanfaatkan peluang tersebut. Saat Catterall meningkatkan serangannya, Prograis mulai panik.

Pukulan yang menyebabkan Prograis terjatuh pada ronde ke-9 merupakan upaya untuk melindungi diri dari serangan Catterall. Namun, meski berhasil melenyapkan Prograis, Catterall tetap berhati-hati dan mengandalkan satu-dua pukulan tanpa serangan berturut-turut, menghindari risiko terkurung oleh perjuangan.

Eddie Hearn menambahkan pujian atas keberanian Prograis. “Regis Prograis adalah petarung sejati. Meski pergelangan kakinya terkilir di ronde ke-11 dan tidak bisa berdiri, dia berjuang hingga akhir. Sangat menghormatinya,” kata Hearn.

Meski demikian, Hearn juga menyebut cedera bukanlah alasan kekalahan Prograis. Prograis dianggap pecundang karena tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menggunakan tenaga, menguasai ring, atau menyerang tubuh lawan. Kekurangan ini membuatnya sulit bertahan dari pukulan Catterall.

Kekalahan tersebut menjadi momen refleksi bagi Prograis yang mungkin perlu memikirkan kembali gaya bertarungnya jika ingin tetap kompetitif di kancah tinju dunia.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *