BALI – CEO Summit Bali 2024 yang digelar pada 14 Oktober di Truntum Kuta menjadi ajang penting bagi para pebisnis dan pejabat Indonesia dan Pakistan untuk mempererat hubungan ekonomi kedua negara. Diselenggarakan oleh Pakistan CEO Club dan KJRI Islamabad, acara ini menarik perhatian untuk memperdalam kerja sama ekonomi lintas batas, khususnya di sektor pangan dan perdagangan bilateral.
Acara bergengsi ini mempertemukan para pemimpin industri, pembuat kebijakan, dan pejabat pemerintah untuk menjajaki peluang kemitraan baru, dengan diskusi mendalam mengenai perdagangan, pariwisata, dan investasi. Sebagai tuan rumah, Bali menekankan peran strategisnya dalam perbincangan bisnis global yang semakin berkembang, menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci di kancah internasional.
Salah satu sorotan utama Bali Summit adalah penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Mitra Berlian Unggas (MBU) dengan Kamar Dagang dan Industri Quetta dari Pakistan. Kemitraan ini membuka peluang baru untuk meningkatkan perdagangan dan investasi kedua negara.
Managing Director PT Mitra Berlian Unggas (MBU), Teguh Nugraha melalui perwakilannya, Direktur Bisnis Hilir MBU, Daffa, turut hadir sebagai panelis dalam diskusi antara pengusaha Indonesia dan Pakistan. Dalam sambutannya, Daffa memaparkan perjalanan MBU yang dimulai pada tahun 2012 sebagai peternak mitra sebuah perusahaan integrasi, sebelum akhirnya berani melangkah sebagai peternak mandiri.
“Kami memulai perjalanan bisnis kami pada tahun 2012 sebagai mitra perusahaan integrasi,” kata Daffa.
“Dengan pembiayaan dari perbankan, kami keluar dari zona nyaman dan mengembangkan operasional budidaya hingga menjadi perusahaan terintegrasi yang kita kenal sekarang,” lanjutnya.
Daffa juga menambahkan bahwa MBU mempunyai visi besar untuk menjadi perusahaan peternakan yang terintegrasi penuh di Indonesia, dengan motto “from farm to plate” yang menggambarkan keseluruhan rantai bisnis yang mereka kelola dari hulu hingga hilir.
Industri Unggas Indonesia dan Ketahanan Pangan Nasional Pemerintah Indonesia kini menempatkan sektor pangan, khususnya industri unggas, sebagai salah satu prioritas utama untuk meningkatkan ketahanan pangan bangsa. Dengan tingginya kebutuhan daging ayam dalam negeri, industri ini diharapkan dapat menjadi salah satu sektor unggulan yang dapat menunjang kebutuhan pangan dalam negeri.
Di sisi lain, Pakistan yang kaya akan bahan baku seperti kedelai, gandum, dan jagung – bahan baku utama pakan baby kubis – merupakan mitra strategis untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Kolaborasi antara MBU dan Kamar Dagang dan Industri Quetta dinilai sebagai langkah penting untuk mendorong sinergi antar sektor pangan di kedua negara.
“Perdagangan bilateral dan kerja sama antara Indonesia dan Pakistan merupakan peluang besar yang dapat dikembangkan lebih lanjut,” jelas Daffa.
Perjanjian yang ditandatangani diharapkan dapat membuka jalan bagi lebih banyak investasi di bidang pangan dan menciptakan keuntungan bersama bagi kedua belah pihak.
Dengan berbagai peluang yang ada, CEO Summit Bali 2024 menjadi platform yang tepat bagi mitra bisnis untuk terlibat dalam kolaborasi strategis dan menjawab tantangan global di masa depan.