Mantan juara dunia kelas berat Deontay Wilder menunjukkan sisi emosional yang jarang terlihat setelah kemenangan spektakulernya dengan KO atas Robert Helenius pada tahun 2022. Alih-alih larut dalam euforia kemenangan, Wilder justru berbicara dalam konferensi pers mengenang pukulan fatal olahraga tinju yang menimpa beberapa petinju, termasuk kisah tragis Prichard Colon.
Dalam pertarungan comebacknya setelah dua kekalahan beruntun melawan Tyson Fury, Wilder tampil gemilang dengan mengalahkan Helenius di ronde pertama. Namun kemenangan itu membuat perasaan Wilder campur aduk.
Dalam konferensi pers, Wilder menyatakan keprihatinannya atas dampak olahraga tersebut terhadap lawan-lawannya. Ia secara khusus menyinggung nasib Prichard Colon, seorang petinju yang pada tahun 2015 mengalami lumpuh seumur hidup akibat cedera otak parah dan harus tinggal di unit perawatan intensif.
“Ini adalah kemenangan besar, sejarah sedang dibuat, tapi seberapa besar penderitaan yang harus ditanggung lawan saya?” Wilder berkata, suaranya bergetar. Dia menambahkan: “Prichard Colon tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi seorang ayah. Itu adalah hadiah terindah di dunia, tapi saya tidak akan pernah menerimanya. Dia naik ring untuk menghidupi keluarganya dan sekarang keluarga harus merawatnya selama sisa hidupnya.”
Keesokan harinya, Wilder menunjukkan empatinya dengan mengunjungi Helenius di hotel tempat lawannya menginap. Dalam momen yang tertangkap kamera, Wilder memeluk Helenius dan berkata: “Kamu baik-baik saja? Maafkan aku.” Helenius menjawab dengan tenang: “Jangan minta maaf.
Momen tersebut menggambarkan sisi kemanusiaan Wilder yang kontras dengan reputasinya sebagai petinju terkuat di dunia.
Sejak kemenangan tersebut, Wilder mengalami perubahan signifikan dalam kariernya. Dia kemudian bertarung dua kali, tetapi kalah dalam kedua pertarungan tersebut, melawan Joseph Parker dan Zhilei Zhang. Transformasi emosional ini menunjukkan bahwa Wilder kini lebih sadar akan besarnya risiko yang ada dalam olahraga tinju.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa tinju bukan hanya tentang kemenangan dan rekor, tapi juga tentang kehidupan yang terlibat. Wilder kini menjadi suara kemanusiaan dalam olahraga berisiko tinggi ini, membuktikan bahwa petinju terkuat pun memiliki hati yang peduli.