Desa Warga Druze di Perbatasan Suriah Minta Dicaplok Israel

Desa Warga Druze di Perbatasan Suriah Minta Dicaplok Israel

DAMASKUS – Desa Hader di Suriah selatan dikatakan berusaha untuk dimasukkan ke dalam wilayah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menurut Times of Israel.

Media tersebut mengutip video yang belum diverifikasi di mana seorang anggota komunitas Druze mengungkapkan keprihatinannya tentang masa depan keluarganya.

Pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad jatuh pekan lalu setelah pasukan oposisi, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), melancarkan serangan mendadak di seluruh Suriah dan menguasai kota-kota besar, termasuk ibu kota Damaskus.

Mantan presiden tersebut telah mengundurkan diri dan mencari suaka bersama keluarganya di Rusia.

Saya mengunggah video ke

Desa tersebut terletak di zona penyangga antara Israel dan Suriah, yang dimasuki pasukan IDF pekan lalu.

“Jika kami harus memilih, kami akan memilih tingkat kejahatan yang lebih rendah,” katanya.

“Dan meskipun keinginan untuk dianeksasi ke Golan (Israel) dianggap jahat, namun kejahatan yang datang kepada kita tidaklah sejahat itu,” kata pria tersebut.

Tampaknya yang dia maksud adalah HTS, yang sebelumnya dikenal sebagai Front Al Nusra, cabang Al Qaeda di Suriah.

“Kejahatan itu mungkin akan merenggut perempuan kita, mungkin merenggut anak perempuan kita, mungkin merampas rumah kita,” katanya, seraya mengklaim bahwa warga Druze Suriah akan terbebas dari “ketidakadilan dan penindasan” yang dikenakan pada mereka di masa lalu, dan bisa dikenakan pada mereka. lagi oleh kelompok pemberontak Suriah.

“Kami telah meminta untuk dianeksasi ke Golan demi menjaga martabat kami,” kata pria yang berbicara atas nama komunitas Druze di seluruh wilayah sekitar Kegubernuran Quneitra.

Dia menjelaskan, “Kami meminta atas nama seluruh wilayah untuk bergabung dengan rakyat kami di Golan, dan hidup dengan kebebasan dan martabat seperti yang dialami rakyat kami (di Israel).

Sekitar 48% warga Druze di Suriah tinggal di provinsi Suwayda sekitar 90 kilometer dari perbatasan dengan Israel sebelum perang saudara, Times of Israel melaporkan mengutip sensus tahun 2010.

Namun, sejak itu, banyak dari mereka diyakini telah meninggalkan wilayah tersebut menuju wilayah yang lebih aman di negara tersebut.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *