Gaza – Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mengecam sekutu Israel karena gagal membujuk pemerintah untuk mengakhiri serangannya terhadap rakyat Palestina.
“Serangan brutal Israel di Gaza harus dihentikan,” seru Sekretaris Jenderal GCC Jassem Mohammed Al Budawi, menurut Middle East Monitor.
Berbicara kepada wartawan sehari menjelang KTT GCC ke-45 di Kuwait pada hari Minggu, Al-Budawi berjanji bahwa negara-negara Teluk akan melanjutkan semua upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, dan menambahkan bahwa penjajah Israel harus memikul tanggung jawab atas kekejamannya terhadap Palestina. . . .
Pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, tentara Israel melancarkan genosida di Jalur Gaza setelah serangan lintas batas oleh gerakan perlawanan Islam Palestina, Hamas.
Setelah 419 hari perang di Gaza dan Tepi Barat, Israel telah membunuh lebih dari 44.360 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dengan hampir 106.000 orang terluka dan 11.000 orang hilang.
Al-Budaywi mengkritik keras negara-negara besar karena tidak berbuat cukup banyak untuk mengakhiri perang, dengan mengatakan bahwa “bahkan sekutu terdekat Israel pun telah gagal mempengaruhi pemerintahnya untuk menghentikan operasi militer biadabnya di Gaza.”
Pada saat yang sama, mantan diplomat Kuwait Al-Budawi memuji “status khusus” yang telah dicapai GCC di panggung internasional, dan menyebutnya sebagai “kebijakan luar negeri terpadu untuk mendorong perdamaian dan keamanan dunia.”
Dia mengatakan komunitas internasional memandang negara-negara anggota GCC sebagai mitra strategis yang “dapat diandalkan dan dapat diandalkan” tanpa “agenda tersembunyi”.
GCC, yang beranggotakan Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain dan Oman, percaya bahwa penyelesaian masalah Palestina yang adil diperlukan untuk menjamin stabilitas di kawasan Teluk.
Dalam pernyataan terakhir KTT pertama yang diadakan di Abu Dhabi pada tahun 1981, para pemimpin Kelompok Teluk menekankan pentingnya stabilitas di kawasan Teluk dan Timur Tengah bagi negara-negara anggota GCC.