JAKARTA – Wakil Direktur Pusat Riset dan Inovasi Nasional (Waka BRIN) Prof Amarullah Octavian menjelaskan upaya pemerintah dalam menjaga terumbu karang dan hasil penelitian BRIN. Hal ini bertujuan untuk mendorong kolaborasi antar ilmuwan kelautan internasional.
Hal tersebut disampaikan Prof Amarulla Octavian dalam pidatonya pada Konferensi Internasional Terumbu Karang tentang “Ilmu Pengetahuan, Konservasi, Ketahanan dan Pembangunan” yang diselenggarakan pada 13-15 Desember 2024 di Manado Utara. Sulawesi.
Prof Amarulla Octavian dalam acara tersebut mengatakan, kondisi terumbu karang di perairan Indonesia saat ini sejalan dengan pencapaian program pemerintah. Perubahan iklim berupa pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut akan berdampak besar terhadap kesehatan lautan.
“Banyak terumbu karang yang berhenti tumbuh karena kualitas air laut yang memburuk. Selain terumbu karang, hutan bakau, lamun, ikan, dan berbagai biota laut juga ikut terganggu. “Secara keseluruhan, akan terjadi gangguan terhadap ekosistem laut dalam waktu dekat,” ujarnya.
Profesor Amarulla Octavian memaparkan berbagai teknik canggih yang digunakan untuk memulihkan terumbu karang yang terganggu serta memantau kemajuan kesehatan laut. Berbagai temuan penelitian BRIN juga dipaparkan untuk menunjukkan kredibilitas dan komitmen pemerintah Indonesia kepada para ilmuwan kelautan internasional untuk melakukan penelitian dan mendukung program PBB sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. .
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Victor Gustaf Manoppo membuka resmi konferensi internasional tersebut, dan konferensi tersebut dipimpin oleh Prof. Indroyono Susilo.
Selain Prof Amarullah Octavian, pembicara kunci lainnya adalah Dandi Satria Iswara, Wakil Direktur Kementerian Koordinator Pangan dan Prof Jamaludin Jompa, Rektor Universitas Hasanuddin.
Direktur Jenderal Sekretariat Regional CTI-CFF Dr. Frank Keith Griffin turut hadir. Delegasi internasional tersebut berasal dari 23 negara, serta beberapa pimpinan dari universitas dalam dan luar negeri, think tank, dan LSM.
Sejumlah pengamat maritim internasional juga hadir untuk memantau perkembangan pertemuan tersebut. Bersamaan dengan itu, pemerintah provinsi juga menyelenggarakan Festival Mempesona Selat Lembe sebagai bagian dari peringatan Hari Nusantara.
Konferensi internasional ini dibagi menjadi sesi pleno dan 13 sesi kunci. Peneliti BRIN mempresentasikan makalahnya pada semua topik konferensi.
Dalam kesempatan itu, Profesor Amarulla Octavian juga memimpin beberapa pertemuan bilateral dengan delegasi negara peserta. Guru SD, SMP, dan SMA juga kreatif memanfaatkan siswanya untuk mencium laut sebagai sarana pembelajaran konferensi internasional.