TAIPEI – Memprediksi lokasi atau waktu terjadinya Perang Dunia III sangatlah sulit dan spekulatif.
Potensi konflik global dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain politik, ekonomi, teknologi, dan dinamika sosial.
Namun, kita dapat melihat beberapa titik panas geopolitik yang dapat menyebabkan konflik besar.
Lokasi geopolitik terpanas
1. Asia Timur
Korea Utara dan Korea Selatan: Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan, yang dipicu oleh sekutu mereka (AS dan Tiongkok), selalu menimbulkan potensi konflik besar.
Program nuklir dan latihan militer Korea Utara seringkali meningkatkan ketegangan di kawasan.
Taiwan: Ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan, Amerika Serikat mendukung Taiwan.
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan bertekad untuk mencaploknya dengan kekuatan militer jika diperlukan.
2. Timur Tengah
Iran dan Israel: Konflik antara Iran dan Israel, khususnya mengenai program nuklir Iran dan dukungan Iran terhadap kelompok militan di kawasan, dapat memicu konflik yang lebih luas.
Genosida Israel di Jalur Gaza juga memicu konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.
Situasi ini diperparah dengan adanya intervensi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia.
Suriah: Perang saudara di Suriah dan jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad telah menarik banyak kekuatan dunia dan regional, termasuk Rusia, Amerika Serikat, Turki, dan Iran.
Konflik ini dapat menjadi pemicu konflik yang lebih besar jika tidak dikelola dengan baik.
3. Eropa Timur
Ukraina dan Rusia: Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 telah meningkatkan ketegangan di Eropa Timur.
NATO dan Uni Eropa mendukung Ukraina, sementara Rusia berupaya memperluas pengaruhnya. Jika solusi diplomatis tidak ditemukan, konflik bisa meningkat.
4. Laut Cina Selatan
Klaim Teritorial: Laut Cina Selatan adalah wilayah yang kaya sumber daya dengan jalur perdagangan penting.
Sebagian besar wilayah ini diklaim oleh Tiongkok, yang juga diklaim oleh beberapa negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
Ketegangan di kawasan dapat memicu konflik besar, terutama dengan adanya intervensi Amerika Serikat yang mendukung kebebasan navigasi.