JAKARTA – PT Amar Indonesia Tbk Bank (AMAR) memperkenalkan inovasi embedded banking yang memungkinkan platform digital menyediakan layanan perbankan langsung di ekosistemnya. Hal ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan layanan perbankan digital.
Saat ini, beberapa platform digital masih menggunakan metode kompleks untuk menangani fungsi-fungsi keuangan utama. Misalnya, pembayaran diproses melalui gateway pembayaran pinjaman, difasilitasi oleh bank atau mitra fintech, dan konsumen mengelola tabungannya melalui lembaga keuangan terpisah.
Pendekatan segmentasi ini menyebabkan inefisiensi operasional, peningkatan biaya, dan pengalaman pengguna yang terputus. Perbankan Tertanam Amar Bank memungkinkan mitra platform digital untuk menyediakan layanan ini kepada pengguna tanpa kerumitan masalah peraturan atau infrastruktur yang kompleks. Platform tersebut kini dapat menawarkan layanan perbankan terintegrasi mulai dari pembayaran hingga akses pinjaman dan pengelolaan tabungan tanpa perlu meninggalkan platform.
Embedded Banking menawarkan banyak manfaat dalam memposisikan platform digital untuk pertumbuhan berkelanjutan dan meningkatkan daya saingnya dalam ekonomi digital yang terus berkembang. Solusi ini dapat dengan mudah diimplementasikan pada platform digital dengan arsitektur plug-and-play yang dirancang untuk integrasi cepat dan lancar tanpa harus melakukan investasi besar pada infrastruktur.
Kevin Kane, Chief Technology Officer Amar Bank, menekankan bahwa Embedded Banking memungkinkan perbankan real-time tanpa harus berpindah program. Dengan teknologi Plug-and-play Software Development Kit (SDK), Amar Bank memberikan kemudahan bagi mitra bisnis dari semua lapisan masyarakat untuk mengintegrasikan layanan perbankan dengan cepat dan efisien.
Dikatakan dalam keterangan tertulis, Senin (12/9/2024) “dan memungkinkan forum mitra untuk fokus pada peningkatan pengalaman pengguna dan mengembangkan bisnis”.
Dengan menyediakan layanan perbankan di platform mitra, platform digital dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi hambatan dalam berpindah dari satu aplikasi atau situs web ke aplikasi atau situs web lainnya. Hal ini dapat menghasilkan lebih banyak pengguna aktif, frekuensi penggunaan lebih tinggi, dan tingkat retensi lebih baik.
Embedded Banking hadir pada saat ekonomi digital Indonesia sedang booming. Laporan DailySocial terbaru memperkirakan ekonomi digital Indonesia akan mencapai $200 miliar pada tahun 2030, menjadikannya salah satu ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Namun situasi makroekonomi Indonesia saat ini menimbulkan tantangan baru. Meski inflasi menurun, tingkat pengangguran meningkat dan momentum investasi di sektor digital menurun dibandingkan beberapa tahun terakhir. Situasi ini menggarisbawahi pentingnya perusahaan mengadopsi solusi keuangan yang tidak hanya hemat biaya namun juga dapat meningkatkan volume operasi.
Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital di Pusat Studi Ekonomi dan Hukum, yang hadir di startup perbankan tertanam Amar Bank, menekankan pentingnya inovasi perbankan digital untuk membantu bisnis mengurangi hambatan operasional, meningkatkan dan menjaga efisiensi. Bersaing
“Dengan menjadikan inovasi layanan keuangan lebih mudah diakses dan mengurangi hambatan lintas sektoral, inovasi perbankan yang tertanam tidak hanya meningkatkan operasional digital, tetapi juga memberikan solusi yang lebih hemat biaya. Nailul menjelaskan hal itu untuk mencapai stabilitas perekonomian Indonesia dalam jangka menengah dan panjang.
Bank yang tertanam dirancang untuk berintegrasi antar industri, termasuk e-commerce, logistik, ritel, dan layanan kesehatan, sehingga memungkinkan platform di sektor-sektor ini menyediakan layanan perbankan tanpa memerlukan investasi infrastruktur yang signifikan. Dengan menjadikan perbankan lebih mudah diakses, embedded banking dapat memperkuat tingkat inklusi keuangan, operasional digital, dan fundamental ekonomi digital Indonesia.