JAKARTA – Usulan SIM (SIM) berlaku seumur hidup kembali dilontarkan salah satu anggota DPR dalam rapat dengar pendapat Komisi III DPR RI dan Korlantas Polri. Hal tersebut langsung dijawab oleh Irjen Kakorlantas Paul An Suhanan yang mengatakan bahwa MK (Mahkamah Konstitusi) menolak hal tersebut.
Usulan tersebut disampaikan Anggota Komite III DPR RI Sarifuddin Sudding. Politisi Partai PAN ini mengatakan, masa berlaku SIM selama hidup tidak akan membebani masyarakat, begitu pula dengan KTP.
“Saya usulkan sekali saja, perpanjangan SIM, STNK, dan TNKB dilakukan sekali seumur hidup, seperti KTP.” Agar tidak membebani masyarakat. Karena ini hanya untuk kepentingan rakyat dan ini sepotong SIM, ukurannya tidak besar, dan biayanya cukup wajar ditanggung pemerintah kota,” saran Suding dalam pertemuan tersebut.
Sudding mengatakan polisi hanya boleh mencabut SIM jika melampaui batas pelanggaran. Sehingga, pada akhirnya orang tersebut harus memperbarui SIMnya dalam waktu yang terbatas.
Terkait usulan tersebut, Cakorlantas langsung bereaksi dengan mengatakan PTUN menolak usulan serupa. Jadi sampai saat ini kartu SIM masih berlaku perpanjangan setiap 5 tahun sekali.
“Soal perpanjangan SIM ini, jika kita melihat catatan yang disetujui MK, salah satu alasan perpanjangan SIM ini adalah urusan Kepolisian,” kata Ahn dalam pertemuan tersebut.
Selain itu, Irjen Paul Ahn mengatakan dalam waktu 5 tahun akan ada perubahan identitas SIM, STNK dan TNKB. Namun, pihaknya akan terus mempelajari berbagai strategi dan meningkatkan layanan pengelolaan dokumen pengemudi dan mobil.
“Selama 5 tahun mungkin ada perubahan fungsi dan lain-lain.” Namun apapun itu kami ucapkan terima kasih atas masukannya. Kami akan terus meninjaunya nanti. , dan nantinya pelayanan SST, SIM, STNK dan TNKB akan kita tingkatkan,” ujarnya.
Sekadar informasi, masa berlaku kartu SIM ditentukan selama 5 tahun dalam Undang-Undang Kepolisian No. 5 Tahun 2021. Dalam undang-undang tersebut, salah satu syarat penerbitan kartu SIM adalah harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, baik rohani maupun rohani.