KUPANG – Seleksi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 2 Emmanuel Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (Melki-Yoni) masih berada di urutan teratas menjelang pemungutan suara atau polling, Rabu , 27 November 2024 Tahun ini berdasarkan hasil penelitian Varna Institute Research Center (WRC).
Survei ini dilakukan terhadap 1.488 warga NTT sebagai responden yang mewakili 3.988.372 pemilih di Pilkada NTT. “Jumlah responden sebanyak 1.488 orang yang tersebar di 21 kabupaten dan satu kota. “Mereka dipilih secara proporsional dengan metode multi-stage random sampling,” kata Ketua Pelaksana WRC Dedi Roman dalam keterangannya, Kamis (21/11/2024).
Kesalahannya sekitar 2,54% pada tingkat kepercayaan 95%. Data survei dikumpulkan melalui wawancara tatap muka dan panggilan video WhatsApp. WRC melaksanakan dua putaran pemungutan suara untuk menilai elektabilitas tiga pasangan pimpinan daerah di NTT.
Kemudian simulasi surat suara bergambar wajah dan nomor urut tiga pasangan calon kepala daerah. “Penelitian dilakukan pada tanggal 12 November hingga 20 November 2024,” kata Dedi.
Deddy mengatakan, pertanyaan awal bersifat terbuka kepada 1.488 responden, pasangan calon kepala daerah NTT manakah yang akan terpilih jika pilkada digelar saat itu? Hasilnya, pasangan nomor 2 Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma mendapat dukungan 38,7%.
Pasangan no. 1 Johannes Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto mendapat dukungan 25,2%, pasangan no. 3 Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou mendapat dukungan 18,4%. Sementara itu, 17,7% tidak menentukan pilihan dan tidak menjawab atau merahasiakan pilihannya.
Kemudian, pada pertanyaan tertutup kepada responden melalui kertas kuisioner, ditanyakan: “Dari ketiga nama pasangan calon kepala daerah NTT, manakah yang saat ini Anda pilih sebagai kepala daerah NTT?” Alhasil, terpilihlah pasangan Melki-Yoni. 42,9% memilih.
Pasangan nomor 1 Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto terpilih 27,2%, pasangan nomor 3 Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou terpilih 24,8%, bukan 5,1%. Kemudian, lanjut Dedi, pada tahap pengujian, surat suara yang dilengkapi foto dan nomor urut tiga pasangan calon kepala daerah NTT diberikan kepada 1.488 responden untuk dipilih.
Hasilnya, pasangan nomor urut 2 Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma memperoleh 646 suara atau 43,45% suara, pasangan nomor urut 1 Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto memperoleh 420 suara atau 28,29% suara, pasangan nomor urut 3 Simon Petrus Kalasi – Adrianus Garou memperoleh 382 suara atau 25,68%, serta 40 surat suara kosong,” kata Dedi.
Ia mengatakan, hasil jajak pendapat menunjukkan pasangan Melki-Yoni mengalahkan calon terpopuler di Kota Kupang dan 19 daerah pemilihan, tidak termasuk Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan. Sedangkan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou dan Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto berada di posisi kedua dan ketiga.
Dedi menjelaskan, kuatnya keinginan masyarakat NTT memilih pasangan Melki-Yoni karena NTT membutuhkan pemimpin yang bisa melobi pemerintah pusat agar memberikan yang terbaik bagi NTT. Pasalnya, pasangan Melki-Johni lahir dari rahim partai atau koalisi partai yang sama dengan Presiden Prabowo Subianto, karena pembangunan NTT masih sangat bergantung pada pusat, sehingga daya lobi gubernur terpilih juga menjadi salah satu faktornya. kriteria seleksi Melki-Yoni.
Selain itu, karena simpati masyarakat NTT terhadap sosok mantan Presiden Jokowi, mayoritas memilih pasangan Melk-Johnny dibandingkan pasangan Johannes Franciscus Lema-Jane Natalya Surjanto yang pada debat publik kedua tidak mengakui adanya sosok tersebut. jasa-jasa Jokowi dalam mendukung pembangunan di NTT.
Dedi mengatakan, hasil survei juga menunjukkan sebaran elektabilitas pada tiga pasangan calon kepala daerah di masing-masing kota/daerah NTT. Berikut datanya:
1. Kabupaten Kupang Yohanis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (17,1%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (30,3%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (49,2%).
2. Kabupaten Timor Tengah Selatan Yohannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (15,7%), Melquades Laka Lena-Yoni Asadoma (28,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (49,1%).
3. Kabupaten Alor Yohannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (19,1%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (52,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (23,2%).
4. Kabupaten Belo Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (34,7%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (40,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (23,5%).
5. Kabupaten Ende Johannis Franciscus Lema-Yane Natalia Surianto (37,9%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (41,3%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (18,5%).
6. Kabupaten Flores Timur Johannes Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (35,8%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (45,2%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (17,8%).
7. Kabupaten Lembat Johannes Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (35,6%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (54,2%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (8,1%).
8. Kabupaten Melaka Yohannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (35,2%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (40,2%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (23,9%).
9. Distrik Mangarai Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (30,9%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (42,9%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (24,2%).
10. Mangarai West District Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (29,7%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (39,8%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (29,5%).
11. Kabupaten Mangarai Timur Johannes Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (34,1%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (43,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (23,3%).
12. Kabupaten Nagekeo Johannes Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (30,7%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (41,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (27,9%).
13. Kabupaten Ngada Johannes Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (27,9%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (35,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (30,1%).
14. Kabupaten Rote Ndao Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (16,3%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (39,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (22,9%).
15. Distrik Sabu Raihua Johannes Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (26,1%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (39,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (35,9%).
16. Sika Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (21,2%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (56,9%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (21,8%).
17. Kabupaten Sumba Barat Johannis Franciscus Lema-Yane Natalia Surianto (24,9%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (561%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (18,2%).
18. Kabupaten Sumba Barat Daya Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (34,7%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (41,1%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (23,9%).
19. Mbala Central District Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (20,1%), Melkiades Laka Lena-Yoni Asadoma (48,8%), Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (30,9%)
20. Kabupaten Sumba Timur Johannis Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (40,9%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (46,9%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (12,8%).
21. Kabupaten Timor Tengah Utara Johannes Franciscus Lema-Jane Natalia Surianto (33,9%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (39,7%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (26,1%).
22. Kota Kupang Johannis Franciscus Lema-Yane Natalia Surianto (19,9%), Melquiades Laka Lena-Yoni Asadoma (54,9%) dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou (24,3%).
Sementara itu, komentator sosial politik NTT Lazarus Jeramus dari Universitas Nusa Cendana (Undana) menghitung ada dua faktor penting yang melatarbelakangi keunggulan Melki-Yoni dalam survei tersebut. “Faktor utamanya adalah electoral vote Melki yang sangat tinggi. Kedua, posisi Melki saat ini sangat strategis karena merupakan salah satu pimpinan Partai Golkar,” kata Lazarus.
Hal ini, lanjutnya, kemudian mempengaruhi variabel lain. Terutama cara Melki menjalankan programnya selama ini. Sebab, menurut dia, NTT mempunyai permasalahan kesehatan. Banyak pihak menilai hal ini sangat baik dan hasilnya dirasakan oleh masyarakat.
“Yang penting masyarakat melihat buktinya, bukan elit politik, kalau begitu masyarakat melihat dan merasakan langsung. “Saya kira Melki sudah tepat dalam memanfaatkan isu kesehatan dan hal yang benar bagi masyarakat NTT,” tutupnya.