Fenomena yang Membelah Planet Mars Akhirnya Terpecahkan

Fenomena yang Membelah Planet Mars Akhirnya Terpecahkan

LONDON – Catatan gempa bumi di Mars, atau “Marsquakes”, akhirnya memecahkan misteri mengapa separuh planet ini sangat berbeda dari yang lain.

Para ilmuwan telah mengetahui sejak tahun 1970-an bahwa ada dua wilayah utama di Mars yang dikenal dengan dikotomi Mars. Sekitar sepertiga belahan bumi utara ditempati oleh Dataran Rendah Utara, dan Dataran Tinggi Selatan menempati sekitar dua pertiga Planet Merah.

Terdapat perbedaan ketinggian dan ketebalan kerak bumi antara belahan bumi utara dan selatan, dimana belahan bumi selatan memiliki ketinggian yang lebih tinggi dan kerak bumi yang lebih tebal.

Ada dua teori utama mengenai bagaimana hal ini terjadi: satu teori menyatakan hal ini disebabkan oleh proses yang terjadi di dalam Mars, sementara teori lain mempertimbangkan kemungkinan dampak besar dari benda seukuran bulan atau batu yang lebih kecil.

Namun, usia batuan di permukaan Mars menunjukkan bahwa apa pun yang menyebabkan dikotomi tersebut terjadi pada masa-masa awal tata surya kita, sehingga sulit untuk menentukan penyebab pastinya.

Namun, kita mungkin lebih dekat dengan jawabannya. Studi tersebut, yang diterbitkan pada Desember 2024 di jurnal Geophysical Research Letters, mencakup analisis data dari penyelidikan InSight NASA, yang mencatat bagaimana gelombang seismik dari gempa bumi Mars dipantulkan di Mars.

InSight terletak di dekat perbatasan antara dataran rendah bagian utara dan dataran tinggi bagian selatan. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk membandingkan bagaimana gelombang seismik merambat melalui mantel di dua lokasi, satu di setiap sisi celah tersebut.

Tim peneliti menganalisis data untuk melihat apakah mereka dapat menemukan bukti asal muasal dikotomi Mars.

Penulis penelitian menulis dalam The Conversation: “Perbandingan kedua [lokasi] ini menunjukkan bahwa gelombang kehilangan energi lebih cepat di dataran tinggi selatan. “Penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa batuan [cair] di bawah dataran tinggi di selatan lebih panas dibandingkan di utara.”

Tim meyakini perbedaan suhu antara kedua bagian tersebut dapat dijelaskan oleh aktivitas tektonik purba yang tidak lagi terjadi di Mars.

Mereka menambahkan: “Perbedaan suhu antara dua bagian dikotomi ini mendukung gagasan bahwa perpecahan tersebut disebabkan oleh kekuatan internal di Mars dan bukan pengaruh eksternal.”

“Mars pernah memiliki lempeng tektonik yang bergerak seperti Bumi,” jelas para peneliti.

“Pergerakan lempeng-lempeng ini dan batuan cair di bawahnya dapat menciptakan dikotomi, yang kemudian membeku ketika lempeng tektonik berhenti bergerak, membentuk apa yang oleh para ilmuwan disebut sebagai ‘topi stagnasi’ di bagian dalam planet yang cair.”

Para peneliti mengatakan bahwa jawaban pasti mengapa separuh Mars sangat berbeda dari yang lain akan memerlukan lebih banyak data dari gempa bumi di Mars, serta model rinci tentang bagaimana Mars terbentuk.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *