FIK UI Wakili Indonesia di WSDN Jepang, Bahas Resiliensi Perawat Hadapi Pandemi

FIK UI Wakili Indonesia di WSDN Jepang, Bahas Resiliensi Perawat Hadapi Pandemi

JAKARTA – Pandemi global Covid-19 yang mengguncang dunia beberapa tahun lalu berdampak pada dunia pendidikan kesehatan. Khususnya bagi profesi kesehatan keperawatan dan kebidanan yang sangat penting dalam menghadapi bencana seperti wabah penyakit.

Peran perawat dalam manajemen bencana menjadi topik utama pada Konferensi Penelitian Internasional Masyarakat Keperawatan Bencana Dunia (WSDN) ke-8 di Kobe City College of Nursing, Kobe, Jepang.

Tema utama konferensi ini adalah “Memikirkan Kembali Profesional Bencana dalam Lingkungan yang Berubah” yang membahas berbagai tantangan yang dihadapi perawat dalam situasi bencana dan masalah kesehatan.

Topik yang dibahas tidak hanya hikmah dari penyakit Covid-19 saja, namun juga kajian penelitian lain seperti ilmu kebencanaan, pengurangan bencana dengan menggunakan data kesehatan global dari berbagai negara.

Virus COVID-19 telah menghadirkan tantangan luar biasa bagi petugas kesehatan, khususnya perawat. Selain keterbatasan sumber daya dan risiko kesehatan pribadi, perawat juga harus bekerja dalam kondisi stres, baik secara fisik maupun mental.

Hal ini menunjukkan pentingnya penelitian tentang bagaimana perawat mengatasi stres dan mengelola emosi mereka selama bencana, dan bagaimana kebijakan dan dukungan organisasi dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan layanan kesehatan.

Dalam pertemuan ini, tim Indonesia diwakili oleh guru dan peneliti dari Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) yaitu Ns. Suriana Sulistiana Susanti, Ph.D.; N.S. Rona Kahyantari Merduati, M.Adv.N; N.S. Indah Permata Sari, M.Kep, Sp.Kep.Kom dan salah satu peneliti dari RSCM dan Sekjen Himpunan Darurat dan Penanggulangan Bencana Indonesia (HIPGABI), n.s. Arcelia Pharosia Putri, Ph.D.

“Tidak ada seorang pun yang siap menghadapi penyakit Covid-19, dan ini merupakan tantangan besar bagi perawat yang harus menghadapi beban berat, baik fisik maupun mental,” kata Perawat Lillis, ketua tim peneliti yang berangkat ke Jepang.

FIK UI menjelaskan temuan-temuan utama dari penelitiannya, termasuk peran perawat selama krisis Covid-19: perawatan langsung 59%, pemberi vaksin 54,5%, guru 35,6%, peneliti 7,6% dan lain-lain di bidang logika.

Hasil ini menunjukkan pentingnya berpartisipasi dalam pelatihan, berpartisipasi dalam pengembangan protokol dan terus mendukung perawat dan bidan dalam perawatan mereka, serta berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan.

Keikutsertaan FIK UI dalam konferensi ini tidak hanya menunjukkan komitmen Indonesia terhadap pengembangan keperawatan internasional, namun juga memperkuat posisi FIK UI sebagai center of excellence penelitian dan pendidikan keperawatan di Indonesia dan dunia.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *