JAKARTA – Merayakan ulang tahunnya yang ke-63, PT. Pembangunan Jaya menyelenggarakan pameran buku “Gerak Jakarta: Sejarah Perumahan” yang digelar pada 18-27/10/2024 di Bintaro Xchange Mall 2, Tangerang Selatan.
Dalam pameran ini terlihat sebuah buku yang sesekali bercerita tentang perjalanan panjang pembangunan Jakarta dan menggambarkan transformasi kawasan pemukiman ibu kota, dari era Sunda Kelapa hingga Jakarta modern.
Buku “Gerak Jakarta: Sejarah Ruang Hidup” merupakan sebuah karya monumental yang mendokumentasikan sejarah perkembangan Jakarta selama lebih dari 1.500 tahun. Buku ini mengkaji perubahan infrastruktur perkotaan dan penataan ruang sejak zaman kolonial hingga saat ini.
Rektor Universitas Pembangunan Jaya Frans Sunito yang juga penulis buku tersebut mengatakan, tujuan pameran ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat beberapa aspek penting dalam sejarah perkembangan Jakarta yang tercermin dalam perkembangan kawasan perkotaan, sistem dan jaringan transportasi, berbagai metode pengelolaan perkotaan dan permukiman.
Kami merasa terpanggil untuk membuat buku yang menyoroti sejarah pertumbuhan Jakarta. Untuk mengenalkan dan mengenang sejarah panjang Jakarta, Jakarta terletak di utara pasar ikan, di selatan Istana Merdeka.
“Tapi sekarang kita lihat betapa dahsyatnya perkembangan Jakarta. Rencana pembuatan buku ini hanya ada satu. Tapi saat saya mulai menulis, sepertinya banyak yang memuatnya, sehingga menjadi monumental,” ujarnya dalam sebuah pers. rilis ke gospelradiostation.net kemarin.
Dari materi buku yang dilihat, pengunjung berkesempatan melihat bagaimana Jakarta berkembang dari kota pelabuhan sederhana menjadi pusat kegiatan yang kompleks dan dinamis.
Melalui buku “Gerak Jakarta” kita dapat menelusuri bagaimana keputusan pembangunan membentuk ruang hidup yang kita kenal saat ini. Buku “Gerak Jakarta” menampilkan berbagai dokumentasi dan arsip sejarah yang menguatkan kisah perkembangan kota.
Kurator buku tersebut, Avinti Armand, mengatakan tema tersebut merupakan pilihan infrastruktur Jakarta secara sadar. Bukan hanya jalan tol, jalan layang atau rel saja, tapi semuanya dibangun oleh manusia. “Yang paling berubah adalah skalanya. Kita lihat dulu Sunda Kelapa, sekarang skalanya juga berubah,” ujarnya.
Pengunjung dapat melihat hasil pembangunan infrastruktur seperti benteng, kanal, rel kereta api, gedung pemerintahan serta sarana transportasi modern seperti MRT dan LRT.
Buku “Gerak Jakarta” tidak hanya berkisah tentang masa lalu, namun juga mengangkat tantangan kota ini saat ini, mulai dari permasalahan pengelolaan air, perlunya transportasi terpadu hingga pengembangan permukiman yang lebih inklusif.
Pameran ini bisa dikatakan mengajak pengunjung untuk memikirkan solusi pembangunan Jakarta ke depan dan mengingatkan bahwa pembangunan perkotaan harus inklusif dan berkeadilan.
Melalui pameran ini diharapkan pengunjung dapat menggali ide-ide baru untuk menjadikan Jakarta lebih baik bagi semua orang. Diskusi tersebut akan membahas permasalahan pengelolaan air dan penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) dalam pembangunan kota Jakarta.