JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan produk domestik bruto (PDB) negara-negara BRICS telah melampaui G7. Hal tersebut disampaikan dalam pidatonya pada pertemuan parlemen kelompok ekonomi BRICS di Moskow, Rusia, Jumat 19/10.
Putin membandingkan perubahan pangsa PDB global antara G7 dan BRICS. Ia mengatakan PDB G7 masih turun dari 45,5% pada tahun 1992 menjadi 16,7% pada tahun ini.
“Sekarang serikat pekerja kita memiliki pangsa 37,4% PDB dunia dan G7 29,3%. Kesenjangannya semakin besar. Ini akan terus membesar dan tidak bisa dihindari,” kata Putin, dikutip Anadolu Ajansi, Sabtu (19/8). 10/2024). ).
Putin menegaskan BRICS memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian dunia, tidak hanya saat ini saja, namun peran tersebut akan terus meningkat di masa depan.
“Negara-negara yang tergabung dalam aliansi kami adalah negara-negara yang mendorong pertumbuhan perekonomian dunia. Dan di BRICS-lah ekspansi terbesar dunia akan terjadi di masa depan,” tegas Putin.
Dia menekankan bahwa aliansi BRICS untuk memfasilitasi pembangunan sosial dan ekonomi serta memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan membawa hasil yang nyata dan nyata serta membantu masyarakat menjalani kehidupan yang lebih baik.
Putin menegaskan, gabungan PDB BRICS lebih dari USD 60 triliun atau setara Rp 9.000 triliun dan total pangsa pasar global lebih tinggi dibandingkan indikator G7. Dalam beberapa tahun terakhir, kata dia, lebih dari 40% pertumbuhan ekonomi global dan seluruh aktivitas perekonomian dunia ditanggung oleh negara-negara BRICS.
“Pada akhir tahun ini, perekonomian negara-negara BRICS diperkirakan akan meningkat sebesar 4%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi G7 sebesar 1,7% dan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2%. ” katanya. .
BRICS menyumbang hampir seperempat ekspor dunia. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan dari negara-negara anggota mendominasi banyak pasar penting, termasuk energi, logam, dan makanan. “Tanpa sumber daya ini, pembangunan berkelanjutan tidak akan terjadi,” kata Presiden Putin.