Google Tuduh Microsoft Gunakan Cloud untuk Kunci Pelanggan

Google Tuduh Microsoft Gunakan Cloud untuk Kunci Pelanggan

TEXAS – Google telah mengajukan keluhan ke Komisi Eropa dengan tuduhan praktik anti-persaingan yang dilakukan Microsoft di industri komputasi awan.

BACA JUGA – Terjual, Google hentikan produksi Google Home Max

Dalam pengaduan yang diajukan pada Rabu, 25 September, Google menuduh Microsoft mengunci pelanggan ke dalam platform cloud Azure miliknya dengan mengambil pangsa pasar dari sistem operasi Windows.

Sebagai salah satu pesaing utama Microsoft dan Amazon Web Services (AWS) di bidang ini, Google mengklaim bahwa Microsoft mengenakan biaya yang tidak adil kepada pelanggan yang ingin menggunakan Windows Server di platform cloud lainnya.

Amit Zavery, wakil presiden Google Cloud, mengungkapkan pada konferensi pers bahwa pelanggan yang menjalankan Windows Server di server cloud non-Azure dapat membayar hingga 400% lebih mahal dibandingkan jika mereka menggunakan Azure. Namun, tidak ada biaya tambahan bagi pengguna yang menggunakan Windows Server di Azure.

Zavery juga mengatakan bahwa Microsoft sering menunda pembaruan keamanan untuk pelanggan yang tidak menggunakan Azure, dan ketentuan yang lebih ketat berlaku untuk pengguna platform cloud lainnya. Dalam lingkungan komputasi awan yang kompetitif, masalah keamanan dan integritas data muncul.

Google merujuk pada studi yang dilakukan oleh CISPE (Penyedia Layanan Infrastruktur Cloud di Eropa) pada tahun 2023, yang menemukan bahwa perusahaan dan lembaga publik Eropa akan membayar biaya lisensi hingga 1 miliar euro (sekitar Rp 16,9 triliun) per tahun dari Microsoft. Biaya tambahan ini memberikan beban berat bagi perusahaan yang ingin menjalankan produk Microsoft di luar Azure.

Pada bulan Juli, Microsoft menandatangani kesepakatan antimonopoli senilai €20 juta dengan CISPE untuk bisnis lisensi cloud-nya guna menghindari pengawasan dari Uni Eropa. Namun, layanan ini tidak mencakup AWS, Google Cloud Platform, atau AliCloud, kedua perusahaan memiliki kekhawatiran.

Juru bicara Microsoft mengatakan mereka secara positif telah menyelesaikan kekhawatiran penyedia cloud Eropa lainnya dan menegaskan bahwa Google tidak akan berhasil menggugat Komisi Eropa. “Setelah gagal meyakinkan perusahaan-perusahaan Eropa, kami berharap Google tidak dapat meyakinkan Komisi Eropa,” kata Microsoft dalam sebuah pernyataan.

Dalam keluhannya, Google juga menuduh Microsoft menciptakan “penguncian pelanggan” dengan membatasi kemampuan konsumen untuk menggunakan produknya, termasuk aplikasi kolaborasi Microsoft Teams, meskipun banyak pelanggan lebih memilih produk yang berbeda. Ini adalah strategi yang menurut Google mirip dengan apa yang diterapkan Microsoft dengan Azure.

Zavery mendesak regulator Eropa untuk bertindak cepat. “Sekarang adalah waktunya untuk mengambil tindakan. Jika tidak, pasar cloud akan menyusut dan mengurangi pilihan bagi pelanggan,” katanya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *