JAKARTA – 1.000 madrasah ramah disabilitas telah didirikan tahun ini untuk memberikan lingkungan belajar yang baik bagi anak berkebutuhan khusus. Sementara itu, jumlah siswa penyandang disabilitas yang terdaftar di Madrasah saat ini berjumlah sekitar 50.000 orang.
Menteri Agama Nasruddin Umar mengucapkan syukur atas kemenangan ini. “Setiap anak disayangi Tuhan, siapa pun yang menyayanginya akan mendapat keberkahan yang tiada batasnya,” kata menteri agama itu pada perayaan Hari Disabilitas 2024 di Jakarta, Kamis (6/12/2024).
Baca Juga: HDI 2024, Angkie Yudistia Dukung 5 Program Kemensos Atasi Tantangan Disabilitas
Mendidik anak bangsa termasuk anak berkebutuhan khusus merupakan tanggung jawab negara, sehingga Kementerian Agama perlu terus mengingatkan masyarakat tentang madrasah. “Semangat inklusi dan keberagaman menjadi tanda bahwa bangsa ini terus bergerak menuju masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan,” tambah Nasser.
Saat itu, Helmi Halimatul Udma, istri Menteri Agama, ditahbiskan sebagai Kemanang, ibu inklusif. Helmi dalam sambutannya menyebutkan bahwa setiap madrasah harus bisa menerima peserta didik tanpa diskriminasi. Tidak hanya menerima tetapi juga memberikan fasilitas yang memadai sesuai kebutuhan siswa difabel.
Baca juga: Akses Pendidikan Agama bagi Penyandang Disabilitas Minim
Helmi menambahkan, hal tersebut merupakan kesimpulan Menteri Agama (PMA) No. 1 Tahun 2024 tentang Perumahan Layak Bagi Penyandang Disabilitas. “Ada hampir 50.000 siswa penyandang disabilitas di madrasah dan kita perlu menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan mendukung kemampuan mereka,” ujarnya.
Direktur Pendidikan Islam Kementerian Agama Abu Rokmad mengatakan, pihaknya akan terus menambah jumlah madrasah bagi penyandang disabilitas untuk memastikan pemerintah turut serta mendampingi anak bangsa berkebutuhan khusus. Saat ini terdapat lebih dari 55.000 madrasah di seluruh Indonesia. Pada tahun 2021, jumlah madrasah difabel masih 77 unit, dan pada tahun ini meningkat signifikan menjadi 1000 unit, dan jumlah siswa difabel sekitar 50 ribu.
Sekitar seribu madrasah merupakan madrasah reguler yang fasilitasnya ditingkatkan menjadi ramah disabilitas. Fasilitas tambahan tersebut antara lain kursi roda, ramp, ramp, literasi braille, komputer khusus dan berbagai program disabilitas. Berinvestasi pada fasilitas ini tidaklah murah.
“Kami terus berupaya menjadikan madrasah sebagai tempat yang mendukung tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus, dimana mereka diterima, dihargai dan diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan keterampilan dan kemampuannya masing-masing,” ujarnya bagian dari Asta Cita Prabowo.