Tel Aviv – Otopsi Israel mengungkapkan bahwa pemimpin Hamas Yahya Shinwar terluka di kepala.
Chen Kugel, yang bertanggung jawab atas otopsi, mengatakan kepada The New York Times bahwa Sinwar pertama kali terluka di tangannya akibat pecahan peluru, kemungkinan akibat roket atau cangkang tank.
Pemimpin Hamas kemudian mengikatkan kabel listrik ke lengannya dengan tourniquet kosmetik, namun Kogel, direktur Institut Kedokteran Forensik Nasional Israel, mengatakan kabel tersebut tidak cukup kuat dan lengannya patah.
Kugel mengatakan penembakan itu membunuh Sinwar, namun New York Times mencatat bahwa tidak jelas siapa yang menembak, apa yang mereka lakukan, atau senjata apa yang digunakan.
Menurut tentara Israel, Sinwar menjadi martir pada hari Rabu saat melakukan patroli rutin di Israel.
Tentara Israel mengumumkan bahwa sekelompok tentara dari Brigade 828 (Bislech) sedang melewati kota Rafah ketika mereka bertemu dengan tiga tentara Palestina.
Berdasarkan laporan AFP, Minggu (20/10/2024), tentara Israel mengumumkan Sinwar terpisah dari dua orang lainnya ketika tentara Israel mengejar mereka.
Pasukan Israel kemudian menembakkan tank ke sebuah gedung tempat dua militan berlindung dan satu lagi di Sinwar.
Media Israel dan pejabat militer Israel mengatakan belum ada informasi sebelumnya mengenai kehadiran Sinwar di wilayah tersebut.
Gambar yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan Sinwar yang tertutup debu duduk di kursi berlengan menyaksikan sebuah drone memasuki sebuah rumah yang hancur akibat serangan itu.
Rekaman tersebut menunjukkan Dan Dan Sinwar, lengannya terluka dan kepalanya ditutupi jilbab tradisional, melemparkan tongkat ke arah drone di saat-saat terakhir.
IDF melakukan tes DNA bersama dengan tes gigi dan temuan forensik lainnya yang membantu mengkonfirmasi identitas Sinwar.
Sinwar tidak terlihat di depan umum sejak dimulainya perang Gaza, yang dimulai dengan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.