JAKARTA – Program hilirisasi yang digagas pemerintah selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo (Yokowi) berdampak pada perusahaan pelat merah di sektor pertambangan. Selain itu, emiten swasta di sektor pertambangan juga terkena program hilirisasi.
Hilirisasi merupakan langkah penting bagi Indonesia untuk menjadi negara maju pada tahun 2045. Hal tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di Indonesia.
Seiring dengan peningkatan nilai tambah, hilir juga akan menjadi pilar penting ke depan dalam menyumbang pendapatan negara selain pajak. Kepentingan industri lokal dapat dipenuhi melalui downline.
Mineral tersebut antara lain tembaga, nikel, emas, timah, bauksit, dan alumunium yang semuanya merupakan bahan baku industri berat yang pemanfaatannya dapat dioptimalkan di dalam negeri. Untuk batubara, gasifikasi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.
Analis pasar senior Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai program hilirisasi yang digagas Presiden Joko Widodo (Yokowi) menjadi salah satu katalis positif bagi saham emiten pertambangan. Inisiatif ini mendorong para penerbit pertambangan untuk menunjukkan komitmen penuh dalam membangun smelter.
Penting untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan yang nantinya mampu meningkatkan harga jual rata-rata,” kata Nafan melalui pesan singkat beberapa waktu lalu.
Nafan mengatakan, upaya mendukung perusahaan hilir yang bergerak di industri pertambangan berdampak pada harga saham sejumlah emiten yang sudah dinilai.
Dia mengatakan sejumlah emiten pertambangan berhasil mencapai target harga, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
Artinya, kenaikan harga saham batubara sebagian besar diantisipasi oleh program hilirisasi, kata Naphan.
Lebih lanjut, Nafan mengatakan, emiten pertambangan yang masuk dalam IDXBASIC atau indeks sektor komoditas, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), juga akan mengalami pertumbuhan, sesuai proyeksi. bahwa IDXBASIC akan mengalami perbaikan.
“IDX Basic ke depan akan menjadi sektor yang membaik sehingga prospeknya bagus,” kata Nafan.
Dihubungi terpisah, Head of Literasi dan Edukasi Pelanggan Kiwoom Sekuritas Indonesia, Octavianus Audi, mengatakan hilirisasi berhasil mendorong nilai jual barang menjadi lebih tinggi. atau 21,9% dari total realisasi investasi pada periode yang sama.
Meski untuk saat ini masih memberikan dampak positif terhadap sektor pertambangan nikel, bauksit, dan tembaga. Sementara itu, pemerintah memperkirakan batu bara baru bisa berfungsi setidaknya hingga tahun 2030, kata Audi.
Audi melanjutkan, pengalihan listrik berpotensi besar meningkatkan pendapatan karena saat ini 70 persen batubara Indonesia berkualitas rendah. “Hal ini juga mendorong transisi menuju ekonomi hijau, sejalan dengan negara lain,” kata Audi.