JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memberikan apresiasi atas capaian kebijakan hilirisasi yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokovi). Kadin berharap kebijakan ini dapat diperluas ke sektor hilir seperti pertanian dan perikanan di Indonesia.
Wakil Ketua Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Vidjaya Kamdani mengakui pertumbuhan positif melalui kebijakan hilirisasi yang diusung Presiden Jokowi. Shinta berharap prestasi yang diraih Jokowi dapat dilanjutkan bahkan ditingkatkan di bawah pemerintahan calon presiden, Prabov Subjant, ke depan.
Kebijakan hilirisasi Pak Jokowi bagus, positif sekali, saya harap bisa dikembangkan ke sektor lain, kata Shinta saat ditemui di Menari Kadin, Rabu (10/2/2024).
Shinta mengatakan, capaian kebijakan hilirisasi yang diusung Presiden Jokowi harus ditingkatkan, tidak hanya berfokus pada industri energi dan sumber daya mineral.
“Baik kalau di hilir, tapi ke depan jangan hanya fokus di sektor energi dan mineral, tapi sekarang kita juga harus mulai menggarap pertanian dan perikanan,” kata Shinta.
Lebih lanjut, Shinta juga memastikan kebijakan hilirisasi ke depan bisa lebih berkembang dari tumbuhnya ekosistem industri kendaraan listrik. Baginya, peluang pengembangan hilirisasi di Indonesia masih luas dan strategis.
“Jadi kita tidak hanya fokus mengembangkan ekosistem EV (electronic vehicle), masih banyak lagi yang bisa dikembangkan,” kata Shinta.
Sementara itu, Ketua Kadin Provinsi Aceh Jenderal Muhammed Iqbal mengatakan, pencapaian hilirisasi yang dilakukan Presiden Jokowi merupakan suatu kemajuan yang luar biasa. Efek hilir ini disebut akan memberikan efek berganda (multiplier effect) perekonomian.
“Dampak ekonomi dari hilirisasi atau multiplier effect yang dilakukan Pak Jokowi ini sangat luar biasa, karena dari hulu hingga hilir mempunyai nilai tambah bagi perekonomian Indonesia,” tegas Iqbal.
Iqbal mengatakan, banyak industri yang masih mengekspor bahan mentah sebelum Presiden Jokowi menerapkan kebijakan hilirisasi. Namun kini, menurut Iqbal, distribusi tersebut memungkinkan pengusaha mengekspor produk setengah jadi dan produk jadi.
“Dengan hilirisasi ini, banyak investasi yang masuk ke dunia industri. Jadi industri kita kini mulai hidup kembali untuk membuka lebih banyak lapangan kerja,” ujarnya.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Joko Widodo mencatat berbagai pencapaian signifikan di bidang perekonomian selama dua masa jabatannya. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bapenas Suharso Monoarfa menjelaskan beberapa pencapaian perekonomian yang telah diraih Indonesia dalam 10 tahun terakhir.
“Pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden Jokowi masih stabil di kisaran 5%. Angka kemiskinan berhasil diturunkan menjadi 9,36% pada Maret 2023,” kata Suharso.
Selain itu, ia menyoroti keberhasilan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang signifikan, dengan lapangan kerja meningkat hampir tiga kali lipat dari 187 juta pada tahun 2014 menjadi 4,55 juta pada tahun 2023.
Nilai tukar petani naik dari 102 pada tahun 2014 menjadi 112,46 pada tahun 2023, dan indeks pembangunan manusia meningkat dari 68,9 menjadi 74,39 pada periode yang sama, kata Suharso.