Hitungan Ketum Kadin Soal Kenaikan PPN Jadi 12%: Rp75 Triliun Bakal Masuk ke Kas Negara

Hitungan Ketum Kadin Soal Kenaikan PPN Jadi 12%: Rp75 Triliun Bakal Masuk ke Kas Negara

JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie memperkirakan rencana pemerintah menaikkan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12% pada awal tahun 2025 akan meningkatkan kapasitas fiskal negara. Oleh karena itu, pemerintah dapat membiayai sejumlah program strategis nasional (NSP).

Diperkirakan Pemerintah akan mendapat tambahan anggaran dengan jumlah yang luar biasa. Anindya mengatakan, sekitar Rp75 triliun akan masuk ke kas negara dan bisa dialokasikan untuk program makan bergizi gratis.

Secara makro, kenaikan pajak pertambahan nilai sebesar 1% dinilai positif, apabila dana yang terkumpul digunakan kembali untuk program-program strategis atau berdampak langsung terhadap perekonomian nasional, termasuk produktivitas masyarakat.

“Tujuannya secara makro mendapatkan dana yang bisa membiayai pangan bergizi, kalau tidak salah bisa Rp 75 triliun,” kata Anindya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Senin (12/2). 2024).

Makan sehat gratis, misalnya, dinilai penting karena termasuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Jadi, akan meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang.

“Masyarakat bisa menikmati gizi yang lebih baik untuk masa depan kita, hal ini secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas. Tidak hanya produktivitas saat ini, tapi juga untuk masa depan,” jelasnya.

Secara kelembagaan, Kadin tidak memungkiri kenaikan PPN hingga 12 persen berpotensi memberikan tekanan kepada pelaku usaha. Namun organisasi bisnis besar ini masih harus mempertimbangkan kebijakan pengecualian lain yang akan diberikan pemerintah.

Artinya, jika PPN 12% resmi diterapkan pada awal tahun 2025 dan dibarengi dengan insentif finansial bagi industri, maka Kadin akan mendukung penuh kebijakan tersebut. “Kita masih melihat PPN dulu, langsung diterapkan atau tidak, tapi kita di Kadin harus melihat secara keseluruhan,” kata Anindya.

“12 persen, kemarin saya dengar Menko Airlangga hadir dalam Rapimnas Kadin Kadin Nasional, mengatakan banyak pengecualian, terutama untuk industri padat karya,” lanjutnya.

“Tapi saya optimis karena niatnya baik, tujuannya jelas, dan menurut saya orang bilang uang mengikuti ide. Kalau idenya benar, ada banyak uang di dunia, itu hanya masalah ide dan ide. iman,” katanya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *