JAKARTA – Anggota BRICS India memperkuat kerja sama pembayaran menggunakan Central Bank Digital Currency/CBDC dengan beberapa negara untuk transaksi lintas batas. Bloomberg melaporkan bahwa India bekerja sama dengan berbagai negara Asia Selatan untuk memproses sistem tersebut.
Negara-negara tersebut antara lain Filipina, Sri Lanka, dan Uni Emirat Arab (UEA), yang juga merupakan mitra BRICS India. Deputi Gubernur Reserve Bank of India (RBI) T. Rabi Sankar membenarkan perkembangan tersebut pada konferensi di Cebu, Filipina.
Selain itu, sebagai anggota BRICS, India telah memelihara perjanjian pembayaran CBDC dengan Bhutan dan Nepal. RBI juga bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk mengintegrasikan platform ini ke semua negara yang bergabung. Bagi yang belum tahu, India adalah salah satu negara pertama di dunia yang berhasil meluncurkan uji coba CBDC.
India juga sedang mengevaluasi kemungkinan memperkenalkan mata uang digital CBDC untuk penggunaan pemerintah, ritel, dan institusi. Negara ini juga mempelajari dampak uang CBDC terhadap perekonomian secara keseluruhan, sistem perbankan, dan kebijakan moneter.
Saat ditanya kapan mata uang digital CBDC akan diperkenalkan, Sankar mengatakan India tidak terburu-buru.
“Kami tidak terburu-buru untuk segera meluncurkannya. Begitu ada gambaran hasil atau dampaknya, kami akan melaksanakannya. Kami belum menetapkan jadwal spesifiknya,” kata Sankar seperti dikutip Watcher Guru, Selasa. (25/11/2024).
India berada di garis depan dalam fase percontohan CBDC dan mungkin memulai mekanisme ini lebih awal dibandingkan negara lain. Dari 198 negara di dunia, sekitar 134 negara sedang berupaya membangun mata uang CBDC. Hampir semua anggota BRICS, termasuk India, Rusia dan Tiongkok, berencana memperkenalkan mata uang digital CBDC mereka sendiri.