BERN – Indonesia Business Forum Series 2024 sukses digelar di FIFA Museum di Zürich, Swiss pada Rabu (20/10/2024). Mengusung tema “Transforming Tomorrow: Potensi Indonesia – Peluang Investasi untuk Ekonomi Hijau dan Digital”. Forum bisnis ini merupakan forum strategis untuk membahas peluang investasi baru di sektor ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital Indonesia.
Dihadiri oleh para pengusaha Swiss, investor, akademisi dan pihak berkepentingan lainnya di Swiss, forum ini menghadirkan pembicara dari Jakarta serta para pelaku bisnis yang berpengalaman berinteraksi dengan Indonesia. Tema-tema yang dibahas seperti Green Tech, Blue Economy, dan Digital Economy sejalan dengan prioritas Asta Cita pemerintah.
Ngurah Swajaya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein, membuka forum tersebut dengan menyoroti potensi besar Indonesia dalam ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital. Duta visi “Asta Cita” pemerintahan Presiden Prabowo untuk mencapai Visi Emas Indonesia 2045, menjadikan Indonesia sebagai perekonomian terbesar di dunia, mencapai net zero emisi pada tahun 2060 atau lebih awal, dan mentransformasi perekonomian berbasis energi terbarukan, energi biru, inovasi digital tegas Ngurah. Dan basis rantai pasokan global adalah industri yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sejalan dengan tema forum bisnis ini, pemerintah Indonesia ingin mengundang investasi dari Swiss untuk bersama-sama meningkatkan keunggulan kompetitif Indonesia melalui peningkatan sumber daya alam, pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan melalui pengembangan industri pengolahan, dan pemanfaatan potensi Indonesia. dalam perdagangan karbon global. Pelestarian alam yang berkelanjutan” dalam Asta Cita Prioritas”, jelas Dubes Ngurah.
Baca juga: Titik Awal Perang Dunia III Tergantung Vladimir Putin
Meski menghadapi berbagai tantangan, Indonesia masih akan tumbuh di atas 5 persen dan pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, antara lain optimalisasi kapasitas inovasi, ekonomi hijau, ekonomi biru, dan ekonomi digital. Sementara itu, Swiss merupakan mitra potensial untuk memperkuat ekosistem industri Indonesia yang berbasis teknologi dan inovasi. “Swiss merupakan mitra dalam membangun kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi dan akademik,” tegas Dubes Ngurah.
Hubungan jangka panjang Indonesia dan Swiss selama lebih dari 73 tahun merupakan salah satu modal utama untuk memperkuat kerja sama bilateral yang saling menguntungkan. Swiss adalah mitra pertama Indonesia untuk CEPA (Indonesia EFTA-CEPA, berlaku mulai 1 November 2021) dan BIT (Perjanjian Investasi Bilateral Indonesia-Swiss/Perjanjian Peningkatan dan Pengamanan Investasi Modal, berlaku mulai 1 Agustus 2024), yang juga mengatur peningkatan modal. Keinginan perusahaan Swiss untuk berinvestasi di Indonesia.
“Lebih dari 150 perusahaan Swiss, usaha besar dan kecil dan menengah hadir di Indonesia, beberapa di antaranya telah berdiri di sana selama lebih dari 50 tahun. “Banyak di antaranya yang menjadikan Indonesia sebagai basis ekspansi bisnis di kawasan dan global,” jelas Dubes Ngurah.
Dalam 5 tahun terakhir (periode 2019-Q3 2024), Swiss merupakan penyumbang FDI terbesar ketiga di antara negara-negara Eropa, dengan total investasi mencapai $1,28 miliar.
Deputi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, fokus pada upaya hilirisasi Indonesia untuk memperkuat daya saing global. Deputi Nurul mengatakan, pemerintah memproyeksikan 28 komoditas di delapan sektor untuk diolah lebih lanjut, dan membuka peluang kerja sama yang sangat besar dengan mitra internasional.
Mengapa Indonesia patut dipertimbangkan? Kalau bicara 20 besar negara tujuan investasi, Indonesia termasuk salah satunya. Dilihat dari data realisasi investasi tahun 2023 dibandingkan tahun 2018, angka itu naik dua kali lipat, ujarnya.
Indonesia merupakan salah satu dari 20 negara tujuan investasi teratas dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,2%. Realisasi investasi meningkat dua kali lipat dari $721 juta pada tahun 2018 menjadi $1,4 miliar pada tahun 2023. Pada tahun 2045, PDB Indonesia diperkirakan akan melampaui negara-negara G20 dan ASEAN-5 sebesar 6-7%.
Perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Bank Indonesia (BI) di London juga mencermati sektor-sektor strategis yang terbuka untuk investasi. BRIN menyoroti potensi di bidang teknologi digital, e-commerce, fintech, penyedia infrastruktur digital dan komunikasi, manufaktur, rantai pasok dan logistik, teknologi kesehatan, energi terbarukan termasuk kendaraan listrik (EV).
BI London menyoroti peluang di sektor keuangan digital, pangan, infrastruktur, teknik elektromekanis, transportasi umum, dan proyek strategis nasional. Nongsa Digital Park juga hadir untuk menawarkan lokasinya yang strategis bagi perkembangan ekonomi digital di Indonesia dan kawasan Indo-Pasifik.
Rangkaian forum bisnis ini diharapkan menjadi langkah mempererat kerja sama antara Indonesia dan Swiss, menciptakan masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia Business Forum Series 2024 mampu menyoroti bahwa Indonesia bukan hanya sekedar pasar namun juga mitra strategis. untuk pertumbuhan ekonomi global.