BAKU – Pemerintah Indonesia mengidentifikasi penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai bagian dari dukungannya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Pemerintah juga menyiapkan sejumlah langkah.
Perintah khusus Presiden Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC Hashim Jojo Hadikusmo menyatakan: “Indonesia harus mencapai energi bersih yang terjangkau dan mencapai 8% Kami ingin mempercepat pertumbuhan ekonomi,” katanya di awal CEO Climate Talks: Reinforcing Ambition. Tentang Energi Terbarukan pada COP29 UNFCCC Pavilion Indonesia di Baku, Azerbaijan pada Senin (11 November 2024).
Hashim mengatakan fenomena pemanasan global yang terjadi saat ini harus diatasi dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Ia mengungkapkan, di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, Indonesia berupaya mempercepat transisi energinya.
“Presiden Prabowo berkepentingan dengan pengurangan emisi gas rumah kaca. Kami mengoordinasikan kebijakan dan sumber daya semua negara,” ujarnya.
Untuk pengembangan EBT, pemerintah Indonesia bermaksud memanfaatkan seluruh potensi yang ada di pulau dan wilayah Indonesia. Hashim mengatakan tujuan pemerintah adalah membangun 75 gigawatt tenaga panas bumi, tenaga surya dan angin.
Selain itu, pemerintah juga berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir berkapasitas 5GW dan membangun jaringan listrik berkekuatan 70.000 orang untuk menyediakan listrik ramah lingkungan. Hashim menekankan bahwa pemanasan global memerlukan solusi global. Tidak ada negara yang bisa menyelesaikan masalah ini sendirian kecuali dengan bekerja sama.
Sementara itu, pada sesi diskusi, Direktur Utama PLN Dharmawan Prasojo, Direktur Utama Pertamina Energi Baru Terbarukan John Anis, Direktur Utama PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Rachimad Makkasau, dan Retina Indica Energy・Direktur Rosabai naik panggung.
Bapak Darmawan Prasojo menekankan komitmen PLN untuk mendukung rencana pemerintah Indonesia menambah pembangkit listrik untuk mencapai pemeliharaan energi berkelanjutan. PLN sedang menyiapkan roadmap dan terus memperluas kerja sama dengan mitra lokal dan global.
“Sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional, PLN berharap Indonesia dapat mencapai tujuan tersebut melalui energi terbarukan dan strategi transisi pembangunan berkelanjutan yang berkelanjutan,” kata Darmawan.
Sementara itu, John Annis menjelaskan langkah konkrit yang dilakukan Pertamina dalam mendorong energi bersih. Hal ini akan dilakukan melalui penggunaan teknologi rendah karbon seperti biofuel, energi panas bumi, penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) dan penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS). Sejak tahun 2010, Pertamina telah berhasil menurunkan 8,5 juta ton emisi CO2 dari emisi Scope 1 dan 2.
“Pertamina diamanatkan oleh pemerintah untuk menjadi penggerak utama proyek rendah karbon dan dekarbonisasi di Indonesia. Ini bukan tugas yang mudah, namun kami berkomitmen untuk berinvestasi pada proyek rendah emisi dan menciptakan lingkungan yang bersih dan bersih. Kami akan memperkuatnya. bisnis lama demi planet ini,” katanya.