SERANG – Calon Gubernur Banten 2024 Andra Soni yang berasal dari keluarga petani di Desa Payakumbuh, Sumatera Selatan, memahami betul kerasnya kehidupan pedesaan.
Pengalaman masa kecil yang penuh kesulitan ekonomi membuatnya memutuskan untuk memberikan perubahan nyata pada masyarakat pedesaan di Banten. Lahir pada 12 Agustus 1976, Andra Soni tumbuh besar di bawah perbatasan.
Orang tuanya hanya bergantung pada pendapatan dari bertani, yang tidak memenuhi kebutuhan keluarga. Ketika keadaan menjadi sulit, orang tua Andra terpaksa pindah ke Pekanbaru sebagai buruh.
Tidak sampai disitu saja, mereka menjadi produsen minyak sawit nirlaba di Malaysia, sebuah keputusan yang sarat dengan permasalahan. Meski hidup sebagai anak penjahat, Andra melanjutkan studinya di Malaysia hingga SMA.
Dengan bantuan saudara laki-laki dan orang tua angkatnya, Raden Muhidin Wiranatha Kusuma, Andra menyelesaikan studinya dan mulai mengembangkan semangatnya untuk memperbaiki kondisi desa-desa di Banten.
Jika terpilih bersama Dimyati Natakusumah sebagai Gubernur Banten, Andra Soni akan berupaya memberikan manfaat sebesar Rp300 juta per tahun bagi desa-desa di Banten. Program ini awalnya berkesinambungan, dari Rp 15 juta hingga Rp 100 juta per tahun.
“Bantuan ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan pedesaan, memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal di Banten,” kata Andra Soni pada Senin (7/10/2024).
Berdasarkan data yang diperoleh Andra, terdapat 149 desa tertinggal di Banten, khususnya di Kabupaten Lebak, yang kondisinya memprihatinkan.
Jalan pedesaan yang buruk menjadi perhatian utama karena konektivitas yang lebih baik membantu pertumbuhan ekonomi.
Dana bantuan sebesar 300 juta rubel ini selanjutnya akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur pedesaan, menyediakan peralatan dan infrastruktur, merehabilitasi tempat penampungan tunawisma, serta menyediakan air bersih dan sanitasi.
Selain itu, Andra berniat mendorong terciptanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang akan menjadi penggerak perekonomian pedesaan.
Selain program pengembangan ekonomi lokal, Andra juga berencana memperbaiki infrastruktur jalan yang menghubungkan desa-desa dengan pusat ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Dengan perbaikan jalan tersebut, diharapkan warga pedesaan dapat dengan mudah mengakses layanan dasar dan meningkatkan peluang perekonomiannya.
“Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara kota dan desa serta merangsang pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan bisnis yang baik maka sektor lain seperti pertanian dan pariwisata juga akan tumbuh,” kata Andra.
Andra yakin dengan Rp300 juta per desa per tahun, desa-desa di Banten akan membangun pusat perekonomian baru dan mencapai kesejahteraan yang sama di Tanah Air.