Inilah 3 Perbedaan Raja Charles III dan Ratu Elizabeth II Tentang Agresi Israel di Palestina

Inilah 3 Perbedaan Raja Charles III dan Ratu Elizabeth II Tentang Agresi Israel di Palestina

LONDON – Raja Charles III tampaknya punya pendapat dan cara pandang yang berbeda dengan ibunya, Ratu Elizabeth II, terkait agresi Israel terhadap Palestina.

Hubungan Kerajaan Inggris Raya terhadap Israel saat ini menunjukkan bahwa pemerintahan Raja Charles III telah menjadi sahabat kuat negara Yahudi.

Beberapa waktu lalu, Inggris bahkan mengirimkan kapal perusaknya untuk membantu Israel mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh Houthi di Laut Merah.

Cara Inggris menghadapi Israel sepertinya telah meninggalkan sikap netral yang dibangun pada masa kepemimpinan Ratu Elizabeth II.

3 Perbedaan Raja Charles III dan Ratu Elizabeth II terkait Agresi Israel

1. Sehubungan dengan wisata Israel

Meski mengunjungi lebih dari 120 negara dan melakukan perjalanan sekitar satu juta mil selama 70 tahun berkuasa, Ratu Elizabeth II belum pernah menginjakkan kaki di Israel.

Pada tahun 2018, Ratu memutuskan untuk mengirim cucunya, Pangeran William, ke peringatan 70 tahun kemerdekaan Israel. Banyak yang percaya bahwa ini adalah semacam boikot tidak resmi terhadap negara tersebut.

Sementara itu, Raja Charles III langsung melakukan kunjungan resmi sebagai Pangeran Wales ke Israel dan Tepi Barat pada Januari 2020.

Di Yerusalem, ia memberikan pidato di Forum Dunia tentang Holocaust dalam rangka peringatan 75 tahun pembebasan kamp kematian Nazi di Auschwitz.

Pada perjalanan yang sama, Charles mengunjungi kota Betlehem di Palestina dan berdoa untuk “perdamaian sejati dan abadi” di Timur Tengah.

Ia juga mengatakan bahwa ia “terkesima dengan energi, kehangatan dan kemurahan hati yang luar biasa dari rakyat Palestina.”

2. Pendapat warga Israel

Mantan Presiden Israel Reuven Rivlin mengatakan Ratu Elizabeth II memiliki hubungan yang dingin dengan Israel, menolak menerima pejabat Zionis di Istana Buckingham atau mengunjungi negara kolonial tersebut.

Dalam laporan tersebut, Rivlin mengatakan bahwa akibat keyakinan dan pandangan Ratu Elizabeth terhadap negaranya, hubungan antara dirinya dan Israel menjadi tegang.

Beberapa orang juga mengutip posisi Ratu Elizabeth mengenai situasi pemukiman ilegal di Tepi Barat, dan Ratu Inggris berkata pada saat itu: “Peta yang menyedihkan.”

Sementara di sisi lain, Raja Charles III dinilai bersikap hangat terhadap Israel. Ia beberapa kali berkunjung bahkan memberikan dukungan langsung.

3. Mengambil sikap ketika terjadi penyerangan

Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth II, keluarga kerajaan Inggris berusaha untuk tidak memihak dalam masalah Palestina.

Sementara itu, pada masa pemerintahan Raja Charles III, keluarga kerajaan Inggris justru lebih pro-Israel. Apalagi setelah serangan Hamas pada Oktober 2023.

Raja Charles dari Inggris terkejut dengan “aksi terorisme biadab” di Israel, kata juru bicara Istana Buckingham. 1.200 orang tewas dalam serangan itu, dan lebih dari 2.700 orang terluka.

Terlepas dari perbedaan pandangan Ratu Elizabeth II dan Raja Charles III mengenai masalah agresi Israel, Inggris memiliki peran yang tidak perlu dipertanyakan lagi dalam pembentukan negara Israel, pemukiman massal, pembersihan etnis, dan eksodus serupa terhadap warga Palestina.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *