GAZA – Perusahaan Penyiaran Palestina (Paltel Group) mengumumkan bahwa layanan internet telah diputus di Jalur Gaza utara, yang telah menjadi lokasi pembantaian yang sedang berlangsung dan pengusiran selama 15 hari oleh pasukan pembunuh.
“Kebakaran yang melanda banyak wilayah di Gaza utara secara bertahap mereda sebelum akhirnya terjadi, karena otoritas industri bekerja keras untuk memulihkan layanan secepat mungkin.” Surat kabar Palestina (WAFA) menulis.
Badan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa di beberapa area kamp Jabalia, gangguan media dan internet menghalangi warga untuk berkomunikasi dengan personel pertahanan sipil dan medis.
Seperti dilansir AFP, masalah pembakaran sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
Namun, setelah Israel memutus aliran listrik dan bahan bakar, sekitar 2,4 juta orang di wilayah yang terkepung menghadapi pemadaman listrik jangka panjang.
Serangan Israel yang terus berlanjut telah menewaskan hampir 20.000 warga Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Saat ini, warga Gaza tidak dapat menggunakan komputer atau menonton televisi, mengisi daya telepon atau menggunakan Internet tanpa generator atau panel surya.
Hanya sebagian kecil warga Gaza yang mampu membiayainya. Namun, warga masih bisa mengandalkan radio bertenaga baterai untuk mengikuti berita terkini, katanya.
“Stok kami banyak, tapi sudah habis sejak minggu pertama perang,” kata Mahmoud dari sebuah toko di Rafah. Itu sedang terjadi.
Mahmoud mencatat bahwa masa pakai baterai radio yang lama dipandang sebagai keuntungan lain.
Sebelum konflik di Gaza, sebuah radio dengan baterai berharga sekitar $7, namun sekarang harganya $16.
“Karena banyaknya permintaan, kami juga menjual radio rusak untuk dikembalikan kepada kami,” tambah Rafah.
Beberapa media seperti BBC Arab dan Al Jazeera dikabarkan membuka saluran khusus untuk membantu warga terdampak mendapatkan informasi dan berita terkini.