JAKARTA – Isu global seperti rasisme dan diskriminasi diangkat oleh IPEKA Integrated Christian School (IICS) dalam menggelar konferensi Model United Nations (MUN) atau sesi simulasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Upacara ini diikuti lebih dari 50 sekolah se-Jabodetabek.
Berdasarkan pantauan iNews Media Group, kegiatan dilakukan secara kelas dengan simulasi sidang UN yang berbeda. Para peserta disimulasikan mewakili negara-negara di dunia yang tergabung dalam PBB. Selanjutnya peserta memberikan argumentasi atas permasalahan yang disiapkan oleh moderator.
Upacara ini diikuti lebih dari 50 sekolah se-Jabodetabek. Oleh karena itu, MUN diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diplomasi, kemampuan public speaking dan memahami permasalahan dunia.
Kepala Akademik Junior dan Senior IPEKA IICS Anika Browne Jones menjelaskan, MUN sejalan dengan filosofi kurikulum International Baccalaureate (IB) yang diterapkan di sekolah ini. Makanya di sekolah kita, karena kita menyelenggarakan International Baccalaureate (IB) yang fokus pada filsafat dan juga mempelajari isu-isu global di dunia saat ini, terutama isu-isu kritis dan banyak siswa yang sangat tertarik dengan hal itu, “ujarnya, Sabtu. (18/1/2025).
Menurut Anika, tema utama konferensi MUN kali ini adalah “The Intertwining of Our Past: Preserving Culture and Empowering Marginal Communities” yang diharapkan generasi muda masa kini dapat mengapresiasi dan melestarikan budaya baik di tingkat lokal maupun global serta memberdayakan komunitas marginal.
Anika menambahkan, MUN mengangkat isu-isu seperti rasisme, diskriminasi gender, dan pembelaan nilai-nilai budaya. “Jadi banyak permasalahan yang memang bisa kita lihat, seperti rasisme dan lain-lain, seperti diskriminasi terhadap perempuan dan lainnya, dimana kita bisa mencari solusi dan jalan tengahnya agar dunia yang kita tinggali saat ini juga bisa damai.
Berawal dari konferensi kecil-kecilan yang melibatkan sekolah-sekolah cabang IPEKA, Anika mengatakan MUN tahun ini menjadi acara besar dengan partisipasi lebih dari 50 sekolah. “Jadi tahun lalu kami mengambil langkah kecil, langkah awal yaitu kami mengundang sekolah-sekolah dari IPEKA cabang lain dan kami mengundang mereka dalam konferensi kecil-kecilan sebelum kami promosikan konferensi ini dan alhamdulillah kami mengundang lebih dari 50 orang. . sekolah di seluruh Jakarta dan Indonesia ya mungkin,” jelasnya.
Selain mengenalkan mahasiswa pada dinamika diplomasi global, Anika mengatakan MUN juga dirancang untuk meningkatkan kemampuan public speaking, analisis, dan kolaborasi. Menurut Anika, generasi muda masa kini harus terus memahami permasalahan dunia, salah satunya melalui acara MUN ini. Ia juga berharap MUN dapat menjadi agenda tetap IPEKA IICS.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori saja, tetapi juga memahami dan berpartisipasi dalam permasalahan dunia nyata. Kami akan terus mengevaluasi dan menyempurnakan acara ini agar lebih efektif di masa depan. Cakupan konferensi akan disempurnakan untuk mencapai tujuan. lebih banyak gol,” tutupnya.