Iran Beri AS Jaminan Tertulis, Teheran Tak akan Bunuh Trump

Iran Beri AS Jaminan Tertulis, Teheran Tak akan Bunuh Trump

TEHERAN – Menjelang pemilu AS, Iran mengirimkan jaminan tertulis bahwa Teheran tidak berencana membunuh Presiden terpilih Donald Trump.

Pemberitaan ini dimuat beberapa media Amerika pada Jumat (15/11/2024).

Menurut Wall Street Journal (WSJ), Teheran mengirimkan pesan tersebut pada pertengahan Oktober dalam upaya meredakan ketegangan yang meningkat dan sebagai tanggapan atas peringatan tertulis dari Washington pada bulan September.

CBS News melaporkan pada saat itu bahwa AS menjelaskan kepada Iran bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden akan mendefinisikan pembunuhan mantan presiden atau pejabat AS sebagai “tindakan perang”.

Trump, yang sejak lama merupakan tokoh garis keras terhadap Iran, memimpin penarikan AS dari perjanjian nuklir penting dengan Teheran pada tahun 2018 sambil menerapkan kembali serangkaian sanksi ekonomi yang melumpuhkan.

Pada tahun 2020, Trump mengizinkan serangan yang menewaskan Qassem Soleimani, kepala Pasukan Quds Iran dan tokoh populer di negara tersebut.

WSJ mencatat bahwa tidak ada pejabat tertentu yang menandatangani janji Iran untuk tidak mencoba membunuh Trump.

Menurut surat kabar tersebut, presiden terpilih Iran mengulangi bahwa dia telah melakukan “kejahatan” dengan memerintahkan pembunuhan Soleimani.

Laporan mengenai pesan-pesan Teheran muncul setelah Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengatakan pekan lalu bahwa para pejabat Iran telah meminta seorang warga negara Afghanistan untuk “menyampaikan rencana” untuk membunuh Trump sambil melakukan pembunuhan terhadap warga AS dan Israel di AS.

Pada bulan Agustus, Departemen Kehakiman menuduh Iran mengirim seorang warga negara Pakistan ke Amerika Serikat untuk melakukan pembunuhan, yang kemungkinan menargetkan presiden masa depan.

Dalam kedua kasus tersebut, Iran membantah berencana membunuh Trump.

Presiden terpilih telah selamat dari dua upaya pembunuhan pada siklus pemilu ini. Serangan terdekat terjadi ketika peluru Thomas Matthew Crooks mengenai telinga Trump pada rapat umum di Pennsylvania pada bulan Juli.

Sementara itu, sumber WSJ yang dekat dengan pejabat Iran menegaskan bahwa Teheran ingin menghindari konfrontasi dengan pemerintahan Trump.

The New York Times melaporkan bahwa sekutu dekat Trump, Elon Musk, baru-baru ini bertemu secara diam-diam dengan duta besar Iran untuk PBB, Amir, menurut laporan sebelumnya di surat kabar tersebut bahwa presiden terpilih tersebut berencana untuk kembali ke strategi “tekanan maksimum” dan menargetkan pendapatan minyak Iran. Dikatakan untuk “meredakan ketegangan”.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *