BEIRUT – Presiden Irlandia Michael Higgins mengecam seruan Israel agar Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) mundur saat Tentara Zionis bersiap melancarkan serangan darat ke Lebanon.
UNIFIL mengakui bahwa Tentara Zionis telah mengajukan permintaan tersebut, namun mereka menolak.
Pada tanggal 30 September, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memberi tahu UNIFIL tentang niatnya untuk melancarkan invasi darat terbatas ke Lebanon. Mereka juga meminta kami untuk memindahkan beberapa posisi kami,” kata UNIFIL dalam sebuah pernyataan.
“Penjaga perdamaian tetap berada di semua lokasi dan bendera PBB terus berkibar,” tambah UNIFIL.
Higgins mengatakan tuntutan Israel untuk menarik pasukan UNIFIL sudah keterlaluan.
“Sangat memalukan bahwa Pasukan Pertahanan Israel mengancam para penjaga perdamaian ini dan mencoba membuat mereka mengevakuasi desa-desa yang mereka pertahankan,” kata Presiden Higgins pada Sabtu dalam pernyataan yang dilansir AFP, Minggu (10/6/2024).
“Israel sebenarnya menuntut pengunduran diri seluruh UNIFIL yang diamanatkan PBB,” ujarnya.
“Tuntutan ini menghina lembaga internasional yang paling penting,” jelasnya.
Irlandia memiliki 347 dari 10.000 tentara yang bertugas di UNIFIL.
Sementara itu, 88 anggota Organisasi Internasional de la Francophonie (OIF), termasuk Perancis dan Kanada, menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di Lebanon. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan hal ini pada hari Sabtu.
“Kami dengan suara bulat menyatakan dukungan kami untuk gencatan senjata segera dan permanen dan menyatakan komitmen kami untuk mengurangi ketegangan di kawasan,” kata Macron kepada wartawan di akhir KTT Francophonie, seraya menambahkan bahwa Prancis sedang menyelenggarakan konferensi internasional untuk mendukung Lebanon. bulan Oktober