Jadi Destinasi Premium, Pasar Properti Bali Mengalami Pergeseran

Jadi Destinasi Premium, Pasar Properti Bali Mengalami Pergeseran

DENPASAR – Industri real estate Bali terus menunjukkan kemajuan yang signifikan. Baik di sektor residensial maupun komersial. Salah satu pendorong utama perkembangan tersebut adalah sektor pariwisata yang terus berkembang sehingga menarik minat investor lokal dan internasional.

Pesatnya perkembangan industri properti di Pulau Dewata membuat NPG Indonesia, perusahaan pengembang properti yang berbasis di Bali, memberikan wawasan mengenai situasi tersebut. “Saat ini Bali telah menjadi hot spot investasi properti, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia,” kata CEO NPG Indonesia Evgeny Obolentsev dalam siaran pers, Senin (11/11/2024).

Dia menambahkan, harga properti di Bali diperkirakan akan naik hingga tahun 2025. Hal ini didorong oleh kombinasi peningkatan pariwisata dan investasi asing.

“Meskipun masih ada tantangan, seperti perubahan peraturan dan masalah lingkungan, daya tarik Bali sebagai pusat pariwisata terus mendorong tingkat permintaan. Selain itu, gaya unik dan atraksi alam terus menarik pembeli dari seluruh dunia, ujarnya.

Menurut data terbaru REID, rata-rata harga properti di Bali mengalami kenaikan sebesar 7% setiap tahunnya selama lima tahun terakhir. Dimana beberapa daerah mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.

Data ini menunjukkan bahwa properti Bali menawarkan hasil sewa tertinggi di Indonesia. Peningkatan total pendapatan yang signifikan terjadi pada bulan Juni 2024, mencapai $142 juta atau tumbuh 33% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Ini sekaligus menjadi entry point tertinggi pada semester I tahun 2024.

“Perubahan minat wisatawan di Bali bagian barat seperti Sesheh, Kedungu, Chemagi, Nyanji dan Perenan perlu kita waspadai, ini menjadi tanda terbukanya peluang baru bagi sektor real estate untuk terus berkembang. berkembang,” tambah Evgeniy.

Dikatakannya, bagi yang sudah lama rutin berkunjung ke Bali, kawasan Sanur, Seminyak, dan Ubud menjadi favorit. Namun generasi muda lebih tertarik pada lokasi-lokasi baru yang hijau dan dekat dengan alam Bali. “Sebenarnya banyak dari mereka yang awalnya mengira Bali hanya sebagai destinasi wisata, namun lama kelamaan mereka mulai berpikir untuk tinggal dan bekerja di Bali,” ujarnya.

Menurutnya, satu hal penting yang diajarkan pandemi Covid-19 kepada kita adalah kemampuan bekerja jarak jauh. Bali adalah tempat yang tepat untuk menggunakan hak ini, karena fasilitas yang ada untuk mendukung kerja cerdas, kehidupan, dan keseimbangan sudah tersedia.

“Rencana pemerintah Indonesia meluncurkan program Work From Bali pada tahun 2021, dan banyak peraturan yang memudahkan untuk tinggal dan memiliki properti di Bali juga berperan penting,” jelasnya.

Berdasarkan data transit Bandara Internasional I Gusti Ngura Rai Bali, terjadi peningkatan signifikan kedatangan luar negeri pada Januari-Agustus 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada periode Januari-Agustus 2024, kunjungan wisatawan asing ke Bali tercatat sebanyak 4.465.685 orang. Jumlah tersebut meningkat 22,6 persen dibandingkan WNA yang datang pada periode Januari-Agustus 2023 sebanyak 3.641.896 orang.

Airport Aeronautical Manager Angkasa Pura Bandara Ngurah Rai I Wayan Arjana mengungkapkan, tren kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari-Agustus 2024 didominasi wisatawan asal Australia di posisi pertama dengan jumlah lebih dari satu juta orang. Disusul India (347.469 orang), Tiongkok (326.431 orang), Inggris (202.856 orang), dan Korea Selatan (192.728 orang).

Selanjutnya, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali melalui bandara diperkirakan mencapai 24 juta orang pada tahun 2025. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan dan dapat menjadi bahan bakar bagi perkembangan industri real estate Bali pada tahun 2025.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *