Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Tol Pandaan, Sopir Truk Dianggap Lalai Cek Kendaraan

Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Tol Pandaan, Sopir Truk Dianggap Lalai Cek Kendaraan

JATIM – Seorang sopir truk yang menyebabkan kecelakaan fatal yang menewaskan 4 orang di jalan tol di Malang Pandaan, dinamai mencurigakan. Pengemudi bernama Sigit Winarno (65), yang tinggal di desa Ngadiluhur, Distrik Balen, Bojonegoro Regency, dianggap bertanggung jawab atas kecelakaan truk dengan kelompok sekolah menengah pertama Darul Cor’an Mulia Putri Bogor.

Kepala Kepala Kepolisian Polisi Malang Kholis Aryana mengungkapkan, jika sebelum insiden itu, itu sebenarnya adalah kondisi kendaraan tronton -kotak mengalami masalah pemanasan atau meningkatnya panas berlebih di radiator, karena kurangnya pemeliharaan. Bahkan ketika insiden itu ditemukan, selang yang mengikat radiator dipotong, yang menyebabkan truk akhirnya tidak naik.

“Dalam kasus darurat sopir truk, ada opsi untuk melewati kendaraan, karena jika mereka meninggalkan beban akan berbahaya,” kata Putu Kholis, selama konferensi pers di Pos Karanglo, Singuansari, Malang, Rabu (12/25/2024).

Tetapi partainya menyesalkan bahwa pengemudi sudah tahu status kerusakan radiator, yang dialami oleh truk dalam enam bulan terakhir atau sejak Juli, sehingga potensi pemanasan dapat terjadi. Dia mengatakan pengemudi truk ini, pengaduan dikirim ke pemilik jalur PT Rapi di Logistik Indonesia, tetapi itu tidak dijawab.

“Suhu air dan radiator tidak diperiksa, peristiwa yang terjadi pada 23 Desember adalah selang radiator yang rusak, ini juga mendukung bukti bahwa truk itu dalam waktu yang lama telah bermasalah untuk waktu yang lama,” jelasnya.

Kondisi ini menyebabkan truk dengan maksimal 11,2 ton nutrisi hewan, yang akhirnya tidak cukup kuat untuk naik karena boarding. Sayangnya, ketika truk menyeberang jalan ke atas, truk itu tidak kuat dan pengemudi memilih untuk menarik kendaraan di bahu di jalan kiri, tepat di sudut.

“Ini berarti bahwa visibilitas pengguna ini dari jalan tol masih terbatas, dan kondisi ini naik, itulah sebabnya ia memilih untuk berhenti dan memarkir kendaraannya dalam kondisi seperti itu,” jelasnya.

Ketika ditangkap, pengemudi ternyata adalah mesin dalam keadaan yang dicerahkan pada gigi normal di jalan, meskipun ia mengaktifkan rem tangan. Bahkan, secara teknis, dengan beban kendaraan yang berhenti di jalan dan kurva, mesin harus mati dengan posisi masuk.

“Pengontrol juga lebih suka membuat irisan di ban depan, sementara kita melihat bagian pemuatan, beban otomatis lebih besar dan lebih besar di belakang, karena bebannya ada di belakang,” jelasnya.

Dia juga menekankan bagaimana keberanian para pengemudi truk yang membawa kendaraan mereka tanpa negara bagian utama dengan beberapa masalah tanpa disertai dengan Kernet. Kemudian, ketika dia berhenti di lereng, dia melihat pengemudi berlari hanya mencoba memblokir kendaraan di bagian depan dan kiri ban depan, tetapi ternyata.

“Dengan hasil kami menemukan kesesuaian, antara kecelakaan peristiwa yang tidak disengaja ada unsur pengabaian atau kesalahan yang dilakukan oleh pengemudi truk,” katanya.

Di sisi lain Presiden -Direktor (Manajer Umum) dari PT Jasamarga Pandaan Malang NetA diperbarui, pengemudi, yang tidak mengendalikan kendaraannya di tempat istirahat KM 66, melihat kisah pemeliharaan. Hanya pengemudi yang masih mengendarai kendaraannya sampai dia akhirnya berhenti di KM 78+100 Line A Pandaan Malang Toll Road.

“Faktanya, bagi para pengemudi, ketika mereka merasa tidak enak, seperti yang dikatakan juga ada tempat istirahat yang dalam menghadapi kondisi titik kejadian di KM 66, tetapi tidak mengambil pilihan itu,” kata Ntty diperbarui.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *