STATION NEWS Jagung Hibrida: Dari Penolakan Menjadi Primadona di Madura

STATION NEWS Jagung Hibrida: Dari Penolakan Menjadi Primadona di Madura

PAMEKASHAN: Pulau Madurai yang terkenal dengan pertanian tadah hujan kini menarik perhatian akan potensi jagung hibrida. Beras merupakan makanan pokok lebih dari 70 persen masyarakat Indonesia, namun jagung masih menjadi makanan pokok sebagian masyarakat Madura.

Namun tantangan besar muncul ketika hasil budidaya jagung seringkali kurang optimal akibat penggunaan benih yang tidak cocok untuk tanah setempat.

Sebagian besar petani di Madurai bersikap konservatif dan enggan mencoba benih jagung hibrida yang cocok untuk tanah mereka.

“Jika diterapkan secara praktis, hasil panen dan pendapatan petani akan meningkat pesat,” kata Regional Sales Manager Syngenta Khuseri, Jumat (11/10/2024).

Pada tahun 2018, Khuseri memutuskan untuk menargetkan Madurai sebagai wilayah perluasan. Mengingat potensi yang ada, Skema Subsidi Benih Hibrida diperkenalkan untuk petani yang ragu menggunakan benih baru.

Syngenta mencoba menjangkau petani tradisional melalui perwakilan pertanian, terutama perempuan, untuk mengubah praktik pertanian mereka.

Khuseri menekankan pentingnya mengikutsertakan perempuan petani yang sering mempengaruhi keputusan pembelian rumah tangga.

“Kami juga mengadakan lomba memasak sebagai bentuk pemasaran yang menyenangkan,” ujarnya.

Upaya pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi lokal membuahkan hasil. Dengan adanya bukti peningkatan produktivitas dan pendapatan, tanaman hibrida secara bertahap diterima dan menjadi populer bahkan di Madurai. Pada akhir tahun 2019, penjualan tahunan meningkat 200% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pihaknya juga bekerja sama dengan Pertanian Pamekasan untuk melatih petani memahami ciri-ciri benih hibrida dan menyebarkan informasinya.

Sukses di Madurai, Khuseri kini membidik Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai pasar baru. Meski tantangan geografis dan infrastruktur di NTT masih perlu dikaji, Khuseri optimis dengan prospek sektor jagung.

Seiring dengan meningkatnya permintaan jagung, khususnya dari industri peternakan dan pangan, perusahaan berkomitmen untuk lebih mengembangkan pasar jagung hibrida di Indonesia.

“Kami yakin potensi pengembangan industri jagung di Indonesia sangat besar,” kata Khuseri.

Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani tetapi juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan Indonesia.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *