TEHERAN – Seorang jenderal senior Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Teheran memiliki senjata rahasia yang lebih kuat dari bom nuklir.
Brigadir Jenderal Ebrahim Rostami, yang sebelumnya menjabat sebagai sekretaris Komisi Pembangunan dan Peralatan IRGC, melontarkan komentar tersebut sebagai tanggapan atas seruan anggota parlemen Iran untuk meninjau kembali doktrin militer non-nuklir negara tersebut di tengah ancaman serangan Israel.
Dalam sebuah wawancara dengan media Iran, Rostami mendukung seruan untuk mengubah doktrin tersebut, namun mengatakan bahwa anggota parlemen tidak mengetahui beberapa aspek. “Karena mengandung informasi yang sangat rahasia dan sangat rahasia,” ujarnya kepada Russia Today, Kamis (17 Oktober 2024).
Dia berpendapat bahwa senjata rahasia telah digunakan lebih baik daripada bom nuklir di masa lalu, mengingat serangan terhadap kapal tanker minyak di Uni Emirat Arab pada tahun 2019.
“Ketika [Donald] Trump ingin mengurangi ekspor minyak kami, ada beberapa operasi taktis,” klaim Rostami.
“Saya tidak akan mengatakan siapa yang melakukannya, tapi lima kapal tanker meledak di pelabuhan Fujairah yang dijaga ketat. Mereka bahkan tidak tahu dari mana serangan itu berasal. Mereka bahkan mengajukan pengaduan ke PBB. Uni Emirat Arab menuduh kami, tapi saya tidak bisa memberikan bukti, ini beberapa contoh yang bisa saya sebutkan,” jelasnya.
Pekan lalu, sekelompok anggota parlemen Iran meminta Dewan Keamanan Nasional Tertinggi untuk meninjau kembali doktrin pertahanan negaranya dan mencabut larangan pengembangan senjata nuklir.
Tuntutan tersebut muncul di tengah berlanjutnya ancaman Israel untuk menyerang fasilitas nuklir dan minyak Iran.
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh para pemimpin Hamas dan Hizbullah serta seorang jenderal IRGC bulan lalu.
Menanggapi serangan tersebut, Iran melancarkan serangan rudal besar-besaran pada 1 Oktober, mengklaim bahwa pihaknya hanya menargetkan sasaran militer.
Setelah serangan tersebut, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengancam akan memberikan tanggapan yang “mematikan, tepat dan mengejutkan”, sementara para pejabat Israel menganjurkan serangan balasan yang menghancurkan infrastruktur energi Iran, termasuk fasilitas nuklir.
Teheran meminta negara Yahudi tersebut untuk menahan diri dari eskalasi yang tidak proporsional lebih lanjut dan memperingatkan bahwa Iran akan sepenuhnya siap untuk mempertahankan diri dan membalas serangan apa pun.
Sumber Iran mengatakan kepada Russia Today bahwa jika Tel Aviv memutuskan untuk menargetkan infrastruktur minyak Iran, Teheran akan merespons dengan menyerang kilang minyak Israel.
Menurutnya, serangan terhadap pembangkit listrik dan fasilitas nuklir Iran akan memicu serangan balasan terhadap sasaran serupa di Israel.