TEHERAN – Komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Brigadir Jenderal Esmail Kaani menghilang pasca serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, Kamis pekan lalu.
Jenderal pasukan khusus Garda Revolusi melakukan perjalanan ke Lebanon setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah terbunuh dalam serangan udara militer Zionis bulan lalu.
Dua pejabat senior keamanan Iran mengonfirmasi hilangnya Qaani kepada Reuters.
Qaani berada di pinggiran selatan Beirut, yang dikenal sebagai Dahiyeh, ketika serangan udara menargetkan calon penerus Nasrallah, Hashim Safieddin, pada hari Kamis, kata salah satu pejabat.
Namun, pejabat itu melanjutkan, Qaani juga tidak bertemu dengan Safieddine.
Pejabat itu mengatakan bahwa Iran dan Hizbullah belum dapat menghubungi Kaani sejak saat itu.
Israel mencapai banyak sasaran di Dahiye saat melakukan operasi melawan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.
Pejabat kedua juga mengatakan bahwa Qaani pergi ke Lebanon setelah pembunuhan Nasrallah dan pihak berwenang Iran belum dapat menghubunginya sejak serangan Safieddine.
Hizbullah sejauh ini belum mengomentari nasib Safieddine.
Menurut New York Times, ada juga laporan bahwa Qaani diawasi secara ketat oleh tentara dan intelijen Israel setelah serangan rudal Iran ke Israel pada 1 Oktober.
Situasi ini meningkatkan kekhawatiran atas tindakan Israel terhadapnya.
Beberapa media Saudi menyatakan bahwa Iran mungkin yang mengeksekusi Qaani sendiri, karena mencurigai dia bekerja sama dengan badan intelijen Israel, Mossad.
Ketidakhadiran Kaani menarik perhatian dalam salat Jumat yang dipimpin oleh Pemimpin Agama Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Qaani mengambil alih kepemimpinan Pasukan Quds, satuan tugas Garda Revolusi yang bertanggung jawab atas operasi luar negeri, menggantikan Qassem Soleimani, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) di Bagdad pada Januari 2020.
Setelah kematian Soleimani, Qaani menjadi tokoh kunci dalam mengarahkan aktivitas militer Iran di kawasan Timur Tengah.
Komandan Garda Revolusi Brigadir Jenderal Abbas Nilforushan tewas bersama Nasrallah di tempat perlindungan yang terkena bom Israel pada 27 September.