New York – Presiden Amerika Serikat yang akan segera habis masa jabatannya, Joe Biden, mengumumkan larangan penggunaan teknologi Tiongkok dan Rusia pada mobil, dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional.
Seperti dilansir DPA, aturan baru tersebut akan melarang penjualan dan impor sistem perangkat keras dan perangkat lunak mobil pintar atau terhubung dari Tiongkok dan Rusia, menurut pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih pada hari Selasa.
Menurut Gedung Putih, pembatasan perangkat lunak akan berlaku pada model tahun 2027, sedangkan pembatasan perangkat keras akan berlaku pada model tahun 2030.
Pernyataan Gedung Putih mengatakan langkah tersebut adalah untuk “melindungi AS dari risiko keamanan nasional yang terkait dengan penyalahgunaan rantai pasokan mobil pintar oleh Tiongkok dan Rusia.”
“Pemerintahan Biden-Harris berkomitmen untuk memastikan rantai pasokan otomotif tetap kuat dan terlindungi dari ancaman dunia maya dari musuh asing,” tambah pernyataan itu.
Kebijakan ini dianggap merugikan produsen mobil AS dan telah menempatkan perusahaan seperti Polestar, yang memproduksi mobil di Carolina Selatan namun memiliki kepentingan di raksasa Tiongkok Geely, dalam posisi yang sulit.
Sementara itu, Waymo, perusahaan mobil self-driving milik perusahaan induk Google, Alphabet, sedang bersiap menggunakan merek China Zeekr untuk kendaraan berikutnya. Namun, Waymo berencana mengganti perangkat elektronik aslinya dengan sistemnya sendiri.
Pemerintahan Biden telah memberlakukan tarif 100 persen pada mobil listrik yang diimpor dari Tiongkok ke pasar otomotif AS. Donald Trump, yang akan menggantikan Biden pada 20 Januari, telah lama berjanji akan mengambil tindakan keras terhadap Beijing.
Elon Musk, penasihat dekat Trump dan kepala produsen mobil listrik AS Tesla, mengkritik pajak tersebut, dengan mengatakan bahwa pajak tersebut merugikan pasar.
Tesla memiliki pabrik besar di Shanghai dan bergantung pada pasar Kannada.
